Sabtu, 29 September 2012

Teknologi untuk Memudahkan Kerja


Mesin Heuleur
Manusia diciptakan dengan akal untuk digunakan berpikir. Setiap pekerjaan yang dilakukan manusia lahir dari proses berpikir sebagai upaya untuk bertahan hidup. Proses berpikir ini menghasilkan banyak barang dan jasa yang bisa digunakan bahkan diperjualbelikan. Dari proses itu lahirnya interaksi yang saling menguntungkan.
Menguntungkan adalah kata kunci dari alasan manusia untuk berpikir. Jika tidak menguntungkan dirinya atau lingkungannya maka manusia sepertinya malas untuk berpikir. Hasil dari sebuah pemikiran akan terasa menguntungkan jika diimplementasikan dalam kehidupan keseharian suatu individu atau masyarakat.
Teknologi sebagai salah satu  buah pikir manusia akan terasa manfaatnya karena diterapkan. Teknologi sesederhana apapun itu, ternyata sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya, teknologi pertanian yang terus berkembang dari zaman ke zaman telah banyak membantu untuk menyediakan bahan pangan. Jika dulu hanya menggunakan cangkul maka sekarang membajak bisa menggunakan mesin pembajak bahkan robot. Dan begitulah seterusnya. Teknologi akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Jika teknologi sudah berubah menjadi lebih baik, maka masihkan kita menggunakan cara-cara tradisional? Ternyata banyak alasan kenapa orang tidak beralih dari teknologi tradisional menjadi lebih modern. Apapun alasannya, hal terpenting adalah  mengubah cara berpikirnya. Perubahan teknologi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan, namun pola pikir tradisional kita pun harus berubah.
Seperti yang disampaikan di atas, teknlogi adalah hasil dari proses berpikir. Teknologi tidak harus selalu mahal dan membeli dari orang lain. Kemampuan otak manusia bisa menciptakan alat secanggih persawat antariksa. Untuk itu, siapa pun bisa menciptakan teknologi asalkan dia mau berpikir. Toh, teknologi menguntungkan kita.
Saya mulai dengan berpikir kreatif bukan konsumtif. Apa yang ada di sekitar kita maka  bisa digunakan untuk menciptakan sebuah teknologi sesederhana apa pun. Jika sebelumnya mengangkut barang masih dipikul maka sekarang mulai menggunakan gerobak. Gerobak itu pun saya buat sendiri bukan dari membeli. Kedepan saya mulai memikirkan bagaimana memindahkan barang _terutama hasil panen_ tanpa harus membeli peralatan mahal seperti mobil.
Berpikir kreatif adalah memikirkan bagaimana hal yang tidak ada menjadi ada dengan cara membuatnya. Sedangkan berpikir konsumtif adalah  bagaimana yang tidak ada itu menjadi ada dengan membeli. Pikiran konsumtif hanya terfokus pada uang sebagai alat tukar bukan bagaimana cara merancang sebuah teknologi tepat guna.
Marilah kita pikirkan bagaimana pekerjaan kita menjadi lebih mudah. Pekerjaan yang berat bukan berarti ditinggalkan tetapi dibuat mudah. Toh, pekerjaan seberat apa pun selalu bermanfaat bagi kita dan lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang meninggalkan pekerjaan berat _seperti bertani atau menambang batu_ di kemudian hari mengalami kesulitan pangan dan bahan bangunan.
Ada orang yang beranggapan bahwa pekerjaan berat itu bukan pekerjaan yang layak. Dengan teknologi, pekerjaan-pekerjaan berat itu akan terasa ringan dan layak untuk dijadikan sumber mata pencaharian. Pada akhirnya, diharapkan tidak ada lagi orang yang memilah-milah pekerjaan. Pada faktanya, setiap pekerjaan adalah penting bagi kehidupan umat manusia kini dan nanti.

Bagaimana Para Petani Berpikir


Saya berdiskusi dengan Bapak saya di rumah tentang bagaimana cara berpikir petani. Saya mengatakan kepada beliau bahwa saya kurang mengerti bagaimana cara petani berpikir. Bahkan, seorang profesor pun tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Ada banyak hal yang masih sulit dimengerti apa sebenarnya yang diinginkan para petani supaya mereka lebih maju dan sejahtera.
Ada banyak yang berpendapat bahwa cara berpikir para petani yang sulit berkembang karena tingkat pendidikan mereka yang rendah. Namun, tidak sedikit orang yang berpendidikan tinggi justru enggan menjadi petani. Atau, petani dengan tingkat pendidikan setingkat SMA pun tidak menjadi mereka bisa berkembang. Apakah tinggi atau rendahnya pendidikan tidak mempengaruhi cara berpikir seseorang?