Sabtu, 04 Januari 2014

Industrialisasi: Paradigma Baru Wirausaha di Pedesaan (Bagian 1)



Industrialisasi di pedesaan menjadi suatu keharusan mengingat wilayah pedesaan perlu meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Masyarakat desa harus sudah memikirkan bagaimana mendatangkan kesejahteraan desanya tanpa harus bergantung pada pemerintah dan perkotaan. Sikap mandiri menjadi kunci bagi kemajuan kehidupan di masa datang.
Ada paradigma umum pada masyarakat desa bahwa usaha mandiri yang dimaksud adalah berdagang/ritel bahkan eceran. Ada banyak warga yang memiliki modal cukup membuka toko atau warung untuk menjual kembali produk dari daerah lain. Bahkan banyak produk impor yang dijual dengan mencari keuntungan dari setiap item. Dalam usaha industrialiasi paradigma ini harus dicoba untuk diubah dimana wirausaha tidak hanya menjual barang jadi ada tetapi memproduksi barang untuk pasar yang lebih luas.
Kebiasaan memproduksi barang memang belum begitu luas  di tengah masyarakat kita. Malahan kecenderungan itu lahir dari para pendatang seperti warga keturunan Tionghoa. Kecenderungan itu sepertinya sangat dipengaruhi oleh budaya setiap daerah. Budaya untuk meramu, membuat dan mencipta bisa jadi tidak terbentuk begitu saja. Ada proses panjang sejak seseorang dilahirkan hingga dewasa. Lingkungan turut serta mempengaruhinya seperti keluarga, tempat tinggal atau pendidikan yang ditempuhnya.
Dikarenakan kebiasaan mencipta dan membuat barang itu tidak ada dalam kebanyakan warga pedesaan maka sudah seharusnya dibentuk suatu pola perubahan pola pikir. Industrialisasi tidak hanya melulu bicara tentang perubahan mata pencaharian dari  bertani menjadi pekerja pabrik, tetapi juga perubahan cara berpikir untuk menjadi pribadi yang produktif. Pribadi produktif akan berusaha untuk berpikir bagaimana caranya menghasilkan produk. Dia akan berinvestasi untuk masa depan demi perbaikan kualitas hidup.
Investasi tersebut biasanya mengarah pada pembentukan sumber-sumber produktif. Setiap rupiah akan disisihkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Peluang tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang sempit tetapi lebih luas. Berpikir global dan bertindak lokal.

Pasar Produsen Lebih Luas Dibanding Reseller
Bagi produsen, menatap pasar tidak hanya yang terlihat tetapi juga yang tidak kasat mata. Pasar meluas seiring posisi produk di pasaran. Biasanya, para pengusaha di pedesaan mendekati pasar sasaran dengan urbanisasi dengan alasan di desa sepi pembeli. Sekarang, pemikiran itu sudah harus diubah. Para pengusaha pedesaan harus bisa membuat produk yang dibutuhkan konsumen maka pembeli akan datang sesuai permintaan. Pola distribusi akan terbentuk begitu saja.
Para produsen menganalisis pasar dan menentukan segmen pasar yang akan dijadikan target. Bagi produsen selalu ada optimisme dibalik ketidakpastian kondisi ekonomi.