Kamis, 17 Maret 2016

Klasifikasi Masyarakat Indonesia

Membangun desa pada dasarnya mengubah apa yang telah ada menjadi lebih baik. Sebelum perubahan itu dilakukan, kita mesti memahami realita masyarakat yang sedang kita hadapi.
Koentjaraningrat (1971) secara makro menyusun klasifikasi masyarakat Indonesia menurut tipologi sosial budaya berdasarkan atas unsur-unsur perambanan dalam hal sistem adaptasi ekologis, sistem dasar kemasyarakatan dan gelombang-gelombang pengaruh kebudayaan luar yang pernah dialaminya.
(1)    Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu; penanaman padi tidak dibiasakan; sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti; gelombang pengaruh kebudayaan menaman padi, kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu dan Buddha serta Islam tidak dialami; isolasi bibuka oleh zending atau missi. Kelompok masyarakat tiper pertama antara lain orang Kubu, orang Mentawai, orang Dayak pedalaman, sebagian besar penduduk Papua, dsb.
(2)    Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok; sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota; masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya itu, mewujudkan suatu peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial beserta zending dan missi, atau oleh pemerintah Republik Indonesia; gelombang pengaruh kebudayaan Hindu, Budha dan Islam tidak atau kurang dialami. Kelompok masyarakt tipe kedua antara lain orang Nias, orang Batak, orang Minahasa, penduduk Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dsb.
(3)    Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah denga padi sebagai tanaman pokoknya; sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang ; masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan berdagang dengan pengaruh yang kuat dari agama dan budaya Islam, bercampur dengan suatu peradaban yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial; gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha tidak dialami atau hanya sedemikian kecilnya sehingga terhapus oleh kebudayaan Islam. Kelompok masyarakat tipe ketiga antara lain orang Aceh, orang Minangkabau, orang Makasar, dsb.
(4)    Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya; sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks; masyarakat kota menjadi arah  orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan pertanian bercampur dengan peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial; semua gelombang pengaruh kebudayaan asing dialami. Kelompok masyarakat tipe keempat adalah penduduk di pulau Jawa dan Bali pada umumnya.
(5)    Tipe kelima dan keenam menurut adalah masyarakat-masyarakat kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan masyarakat metropolitan.

Sumber:

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Imtima, 2007. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...