Selasa, 05 Agustus 2014

Peran Ulama Dalam Pembangunan Desa


google.co.id
Beberapa hari lalu saya sudah menyelesaikan membaca buku Revolusi Iran (Nasir Tamara, 1980) yang berbicara tentang proses Revolusi di Iran di tahun 1979 lalu. Ada hikmah yang bisa diambil disana diantaranya bagaimana ulama sangat berperan dalam proses pembangunan disegala bidang. Kemudian, saya mencoba membandingkan dengan apa yang saat ini sedang terjadi di desa-desa. Ulama masih menjadi tokoh sentral dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi ternyata ada pergeseran peran yang sangat signifikan.
Ulama Hanya Aspek Rohaniah Saja
Ulama sebagai pemimpin masyarakat secara informal mempunyai peran penting dalam proses sosial di tengah orang desa. Sebagai orang desa, saya sangat merasakan peran ulama menjadi lokomotif bagi pembangunan sumberdaya manusia. Bagaimana ulama membina karakter warga hingga menjadi pribadi yang bertaqwa.
Hanya saja, peran ulama hanya sampai pada aspek rohaniah saja. Padahal ulama sebaiknya menjadi pemimpin informal juga dalam pembangunan infrastruktur desa, membuka lapangan kerja, pertanian dan industri. Ini penting. Ulama perlu turun langsung dalam proses ini karena mereka mempunyai cara pandang yang khas dalam menyikapi problematika ummat. Ulama melihat hal yang bersifat duniawi sebagai investasi abadi bagi kehidupan akhirat. Maka dari itu, diharapkan akan tercipta pembangunan yang berkeadilan tanpa harus melanggar etika beragama.
Ulama Kini dan Dulu
Dulu, semasa prakemerdekaan para ulama sangat berperan penting dalam pembangunan desa baik secara fisik maupun nonfisik. Ada banyak litelatur yang mengatakan jika para ulama menjadi motor penggerak dalam pertanian, perdagangan, pengairan dsb.. sebaliknya, ulama pasca kemerdekaan lebih terkonsentrasi pada pembangunan bidang pendidikan. Itu tidak salah, hanya saja jika kita terus terkonsentrasi disana maka akan terjadi perlambatan pembangunan di desa kita. Imbasnya, urbanisasi tetap tinggi karena anak muda hanya dibekali ilmu teoritis di sekolah tanpa kemudian disediakan lapangan pekerjaan  ketika menginjak dewasa.
Mungkin, tidak adanya rangsangan untuk membangun desa karena sudah diserahkan kepada Pemerintah sehingga ada keengganan ulama untuk berperan lebih besar lagi dalam pembangunan. Para ulama terkesan mengucilkan diri di lembaga keagamaan karena tempat mereka sudah diambil alih lembaga pemerintahan yang punya kekuatan secara formal. Padahal, kekuatan ulama secara infomal bisa mengubah kebijakan formal yang dikeluarkan pemerintah. Asalkan, perubahan kebijakan dimaksudkan untuk sebaik-baiknya dan seluas-luasnya kepentingan masyarakat.
Sekulerisasi
Pengikisan peran ulama ini adalah hasil dari program sekulerisasi dari pihak-pihak yang benci pada Islam. Secara sadar ataupun tidak, ulama sendiri sudah memisahkan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Padahal tidak perlu begitu. Ketika pemikiran ini sudah ada dalam benak ulama, otomatis mereka menarik diri dari perannya yang dahulu sudah besar menjadi lebih menciut lagi. Warga pun sudah tidak menganggap lagi Islam sebagai solusi bagi problematika bermasyarakat. Islam hanya sebagai sarana hiburan rohani ketika kehidupan duniawi sudah tidak bisa lagi memberikan kebahagiaan.
Pendidikan Ulama Tidak Berpengaruh
Pemikiran sekuler ini tidak berpengaruh pada tingkat pendidikan seorang ulama. Bisa jadi semakin tinggi jenjang pendidikan formalnya, maka semakin sekulerlah dia. Ataupun sebaliknya. Entah apa yang ada di benak ulama kita, ada banyak mereka yang hidup justru dari sumbangan ummat seperti para biksu Shaolin. Kita bandingkan dengan ulama generasi Sahabat, Tabiin dan Thabiuut Thabiin, mereka justru hidup berdikari menjadi contoh bagi ummatnya. Di siang hari mereka bertani atau berdagang, di malam hari menyampaikan ilmu. Wajar, mereka bisa membawa ummat karena berdakwah dengan contoh bukan sekedar kata-kata.
Saya hanya ingin menekankan bahwa menjadi seorang ulama tidak hanya sebagai pribadi yang luhur ilmu tetapi juga sebagai pribadi yang mempunyai visi bagaimana membangun masyarakat di masa depan. Apakah ulama akan menjadikan masyarakt sekuler atau masyarakat Islami yang diridhoi Alloh SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...