Dalam hubungan kemasyarakatan, ada modal yang tidak ternilai dimana bisa memperkokoh gerakan roda perekonomian dan sosial. Modal tersebut harus dipelihara demi kepentingan bersama.
Hasrat ingin berkelompok
Didalam
hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting adalah reaksi
yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tadi. Reaksi tersebutlah yang
menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas.
Sejak
dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan, yaitu:
pertama, Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain yang berada
disekelillingnya (yaitu masyarakat).
kedua, Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya. [1]
Syarat disebut kelompok sosial
Setiap himpunan manusia bisa dinamakan kelompok
sosial dengan beberapa syarat:
Pertama, Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan
sebahagian dari kelompok yang bersangkutan,
Kedua, Ada sehubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota
lainnya,
Ketiga, Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tesebut
dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideologi politik yang sama dll.. tentunya faktor mempunyai musuh bersama,
misalnya, bisa juga menjadi faktor pengikat/pemersatu.[2]
Unsur-unsur community sentiment
Satu, Seperasaan : unsur perasaan akibat seseorang berusaha untuk
mengindentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam keompok
tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai 'kelompok
kita', 'perasaan kita' dsb.. perasaan demikian terutama timbul apabila
orang-orang tersebut mempunyai kepentingan yang sama didalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Unsur seperasaan tersebut harus memenuhi memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kehidupan dengan 'altruism' yang lebih menekankan pada
perasaan solider dengan orang lain. Pada unsur seperasaan, kepentingan-kepentingan
si individu diselaraskannya dengan kepentingan-kepentingan kelompoknya,
sehingga dia merasakan kelompoknya sebagai darah dagingnya sendiri.
Dua, Sepenanggungan : Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok
dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan bahwa peranannya tadi dijalankan,
sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam struktur sosial
masyarakatnya.
Tiga, Saling memerlukan : Individu yang tergabung dalam masyarakat setempat
merasakan dirinya tergantung pada community-nya yang meliputi kebutuhan
fisik maupun kebutuhan-kebutuhan psikologisnya. Kelompok yang tergabung dalam
masyarakat setempat tadi, memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik seseorang,
misalnya atas makanan dan perumahan. Secara psikologis, individu akan mencari
perlindungan pada kelompoknya apabila dia berada dalam ketakutan dsb..
Perwujudan yang nyata daripada individu terhadap kelompoknya _yaitu masyarakat
setempat_ adalah pelbagai kebiasaan masyarakat perikelakuan-perikelakuan
tertentu yang secara khas merupakan ciri masyarakat itu. Suatu contoh yang
mungkin dapat memberikan penjelasan yang lebih terang adalah aneka macam logat
bahasa masing-masing masyarakat setempat.[3]
[1] Soerjono Soekanto,
Sosiologi : Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta:
1970, Hal. 94.
[2] Soerjono Soekanto,
Sosiologi : Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta:
1970, Hal. 94-95.
[3] Soerjono Soekanto,
Sosiologi : Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta:
1970, Hal. 118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...