Selasa, 24 April 2018

PENDIDIKAN MENENGAH YANG TERABAIKAN

Di negara terbelakang, termasuk Indonesia, mengabaikan fokus pada pendidikan menengah. Profesor Lewis menganggap orang-orang dengan pendidikan menengah sebagai "perwira dan perwira cadangan" dari suatu sistem ekonomi dan sosial.
Sebagian kecil warga melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi jumlah personil yang diperlukan dengan pendidikan tinggi sangatlah kecil dimana rata-rata negara yang berpenduduk sampai lima juta dapat menguasainya dengan cukup baik tanpa memiliki universitas sendiri.
Pejabat bisnis tingkat menengah dan atas hampir seluruhnya terdiri dari produk sekolah menengah, dan produk ini juga merupakan tulang punggung administrasi negara.
Selain itu, pendidikan pertanian, pendidikan orang dewasa dan program latihan kerja diabaikan. Pendidikan orang dewasa akan membantu mengubah pandangan petani, mengasah keterampilannya dalam mengambil keputusan dan memberikan informasi yang diperlukan tentang praktek pertanian mutakhir.
Pada perekonomian yang berorientasi pertanian, pendidikan ini mempunyai tujuan ganda. Ia menyiapkan anak-anak berpindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan di bidang nonpertanian. Kedua, ia memompa keterampilan dan pengetahuan teknik pertanian yang baru dan lebih baik.
Di samping pendidikan formal, kepada anak-anak harus pula diberikan PENDIDIKAN KEJURUAN.
(Kutipan Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, ML. Jhingan. H. 526-8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...