Selasa, 03 Maret 2015

Seni Merencanakan (2) : Skenario Terbaik

Percaya sesuatu dapat dilakukan, membuat pikiran bergerak untuk mencari cara untuk melaksanakannya.[1]

Jangan takut untuk merencanakan hal besar dalam hidup. Setiap rencana yang kita buat menjadi refleksi dari keinginan kita di masa depan. Rencana besar untuk masa depan merupakan pola kehidupan yang akan kita jalani nanti. Manusia memang tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi suatu hari nanti. Hanya saja, kita bisa memilih jalan mana yang akan kita tempuh. Ada banyak jalan yang bisa kita buat. Masalahnya, dari sekian banyak jalan itu manakah yang benar-benar kita pilih.
Dalam kondisi kesimpangsiuran itulah perlu ada banyak skenario dibuat, sehingga secara naluriah kita bisa menentukan pilihan yang dianggap terbaik.
Rencana dibuat untuk memberikan gambaran masa depan. Begitu pun skenario, menjadi sebuah rencana yang menyajikan berbagai kemungkinan. Di tengah ketidakpastian, membuat skenario teramat diperlukan. Sebagai manusia, kita tidak bisa meramal apa yang sebenarnya terjadi di masa depan. Namun, kita bisa 'menebak' kemungkinan apa yang terjadi di kemudian hari.
Sebaiknya, sudah menjadi kebiasaan bahkan tradisi untuk bisa memvisualisasikan masa depan. Bahkan, seharusnya sejak anak-anak kita sudah bisa menerangkan bagaimana masa depan kita nanti. Nah, kesulitan untuk membuat sebuah rencana _apalagi rencana besar_ biasanya terjadi karena kita tidak dibiasakan untuk memvisualisasikan masa depan.
Menentukan skenario ini merupakan seni dimana intuisi lebih diutamakan dibandingkan perhitungan logika. Untuk itu, selayaknya kita tidak perlu dibingungkan dengan bagaimana cara untuk membuat sebuah skenario. Tanyakan pada lubuk hati yang terdalam, seperti apakah masa depan yang kita inginkan. Percayalah, Alloh akan memberikan petunjuk melalui kemantapan  hati untuk sedia menjalani apa yang telah kita rencanakan. Keyakinan itu datang dengan sendirinya, jika keraguan datang maka  buatlah rencana lain.
Benamkan dalam pikiran kita untuk rencana yang menghasilkan keberhasilan. Jangan ada ketakutan yang berakibat pada sebuah kegagalan. Lakukanlah. Tradisi, lingkungan dan situasi di sekitar kita memang sangat berpengaruh akan isi dari pikiran kita. Jadilah manusia independen dimana semua itu tidak bisa mempengaruhi. Namun, dengarlah apa yang dikatakan orang tentang kita tetapi keputusan untuk memilih tetap ada pada diri kita.
Dalam pelaksanaannya nanti, perlu adanya fleksibilitas rencana. Rencana yang sudah dibuat tidak harus kaku tetapi lakukanlah banyak penyesuaian. Alangkah lebih baik jika bisa membuat banyak skenario sehingga kita bisa memaklumi akan kekeliruan yang mungkin ada. Apabila pengetahuan kita terbatas, memang terasa sulit untuk membuat banyak rencana. Namun, jadikanlah ini sebagai sebuah seni yang memerlukan dinamika agar terasa lebih indah.
Perlu banyak latihan untuk bisa membuat skenario masa depan hidup ini. Coba….coba….dan terus mencoba.
Sebuah Contoh
Dalam membuat skenario, kita bisa membayangkan banyak kemungkinan hal terjadi di masa depan. Misalnya, dalam membuat sebuah rencana penjualan produk kerajinan hasil karya warga Desa Sukamaju. Produk dijual dalam jumlah banyak _misalkan 1000 pcs._secara sembarang ke berbagai pasar tradisional.
Kemungkinan pertama, semua barang terjual habis.
Kemungkinan kedua, barang hanya terjual separuhnya.
Kemungkinan ketiga, barang yang ditawarkan tidak laku sama sekali.
Akan ada banyak skenario yang mungkin terjadi. Secara naluriah kita bisa menentukan skenario apa yang bisa kita pilih untuk menghadapi ketiga kemungkinan di atas. Pertama, kita 'lempar' saja produk ke pasar. Kedua, kita coba beberapa produk sebagai bentuk promosi. Atau, ketiga, kita adakan usaha segala bentuk promosi sebelum barang yang dimiliki ditawarkan ke pasar.



[1] David J. Schwartz, Berpikir dan Berjiwa Besar, hal. 74.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...