Rabu, 04 Juni 2025

Mempertahankan dan Memanfaatkan Bekal Hidup yang Sederhana

 

Dokumen pribadi.
Saya berada dalam persimpangan, apakah meninggalkan domba-domba ini demi mencari yang "lebih besar", atau melestarikan mereka? Bukan keputusan yang mudah diambil. Ada banyak pertimbangan untuk segera mengambil keputusan kemudian bertindak.

Sejak masa kanak-kanak, keluarga kami terbiasa memelihara kawanan domba. Kegunaan hewan berbulu ini sungguhlah besar bagi kehidupan keluarga. Selain kegunaan secara fisik, ternyata domba memiliki pengaruh yang kuat dalam kesehatan mental. 

Sebagaimana yang pernah ditulis sebelumnya, domba-domba ini bisa menghasilkan daging yang nikmat juga menghasilkan pupuk kandang yang menyuburkan tanah. Andaikan tidak ada kotoran hewan, kami bisa kesulitan mencari solusi untuk kembali meningkatkan unsur hara di tanah. Sawah-sawah yang telah digunakan dalam waktu lama mengalami penurunan tingkat kesuburan. Telapak kaki saya pun merasakan betapa keras postur tanah yang sudah jenuh. Hamparan lahan di pedesaan perlu peremajaan.

Ketika domba digiring ke pengembalaan, ada pemandangan yang menyejukkan perasaan. Sesuatu yang akan sulit kami peroleh andaikan terpaksa meninggalkan kampung halaman. Terlebih, perkotaan di negeri kami tidaklah senyaman kota-kota di Eropa sana. Tidak ada jaminan jika akan ada taman luas dan sungai yang berair jernih sebagai penyejuk mata. Berdasarkan berita yang diterima, kota-kota besar malah menyuguhkan masalah mendasar bagi kehidupan ummat manusia.  

Sampai hari ini, tidak ada kriteria yang bisa menentukan apakah domba-domba itu harus ditinggalkan atau dilestarikan. Saya pun kebingungan. Satu-satunya kriteria hanyalah faktor kedekatan. 

Saya terbiasa "menyentuh" sesuatu yang dekat. Langka sekali bersegera untuk mencari yang jauh. Sudah lama tidak melangkahkan kaki hingga ratusan kilometer semata demi mencari harta lebih dari apa yang dimiliki hari ini. Alasannya, simpel saja. Hal-hal yang terdekat pun perlu untuk ditangani, dan tidak pernah ada waktu untuk berhenti walaupun cuma sehari.

Tanpa terasa, waktu telah berlalu begitu lama. Andaikan kami berpikir jika semua ini hanya percuma maka akan kecewa. Tidak ada yang luar biasa sebagai hasilnya. Namun, ada pemikiran sederhana yang mendasari keseharian di sini. Kami harus mensyukuri apa yang dimiliki hari ini.

Bersyukur bukan tentang menengadahkan tangan sambil berkata alhamdulillah. Bersyukur pun berarti membuat domba-domba ini tetap lestari.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...