Kamis, 04 September 2014

Kegiatan untuk Orang Tua

Bila diamati, populasi penduduk desa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Terkadang bertambah dengan adanya kelahiran seorang bayi. Namun, terkadang berkurang karena adanya perpindahan penduduk _terutama kaum muda_ untuk mencari sumber  penghidupan di tempat lain. Sering saya menjumpai desa yang lebih banyak orang tuanya dibandingkan orang mudanya. Jumlah warga dengan usia angkatan kerja (17 – 55 tahun) lebih sedikit bahkan hampir tidak ada bila bibandingkan dengan orang tua dan anak-anak.
Secara demografi, apabila kebanyakan warga desa adalah para orang tua maka biasanya produktifitas di desa menurun seiring menurunnya produktifitas para orang tua. Untuk itu, sebaiknya ada upaya untuk mengisi kegiatan di hari tua. Meskipun kita tidak bisa menyamakan dengan orang muda, kegiatan para orang tua ini bisa memberikan ruang untuk mengekspresikan diri.
Secara psikologis, para orang tua memang sudah berbeda dengan orang muda. Secara umum, para orang tua sudah kurang tertarik pada kegiatan yang bersifat materi untuk menambah finansial tetapi lebih mengutamakan aspek spiritual.  Untuk itu, kegiatan orang tua harus jauh dari tekanan kerja yang biasa dihadapi orang muda.
Dalam prakteknya, orang tua bisa diikutsertakan pada kegiatan industri yang sedang berjalan dengan jma kerja separuh dari orang muda. Hal ini tidak dimaksudkan untuk 'menguras' tenaga para orang tua, tetapi memang mereka perlu kegiatan untuk mengisi kekosongan pikiran. Juga, kegiatan itu bertujuan untuk merangsang pergerakan fisiknya. Karena, jika tidak ada kegiatan produktif para orang tua bisa mengalami disorientasi. Kondisi ini bisa mengarahkan mereka pada rasa rendah diri, rasa tidak berguna bahkan keengganan untuk menjalani hidup lebih lama lagi.
Apabila dalam kegiatan industri diikutsertakan, mereka akan merasa masih diperlukan dan dinggap penting. Justru inilah yang harusnya kita timbulkan. Lagipula, dalam industri akan ada banyak teman untuk bercengkrama, bersosialisasi sehingga tidak hidup dalam kesendirian.

Pemikiran saya ini didasarkan pada pola kehidupan di masa Rosululloh dan Khulfaur Rosyidin. Dimana, para orang tua tetap diikursertakan dalam kegiatan kemasyarakatan mulai dari pembangunan kota hingga jihad di medan perang. Artinya, para orang tua masih memiliki semangat tinggi untuk memanfaatkan sisa umurnya dengan kegiatan produsktif. Bila ada anggapan bahwa orang tua sudah tidak 'terpakai' lagi itu hanya datang dari orang-orang picik. Sehingga saya berpikir bahwa panti jompo akan kosong karena para orang tua masih berkegiatan sebelum kepikunan datang. Bila begitu, para anak-anaknya yang bertanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...