Kamis, 18 Februari 2016

Kereta Api dan Pembangunan Pedesaan

Pembangunan pedesaan tanpa membangun infrastruktur tranportasi yang baik sepertinya tidak akan maksimal. Kereta api menjadi pilihan yang tepat sebagai penghubung antar daerah, karena sifatnya yang murah, anti macet dan dapat membawa begitu banyak penumpang.  Untuk bertumbuhnya suatu daerah, keberadaan kereta api menjadi prasyarat sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju.

Saya pernah memimpikan apabila ada jalur kereta api hingga ke berbagai pusat-pusat pertumbuhan di daerah. Sepertinya, penduduk tidak akan terkonsentrasi hanya di perkotaan tetapi akan menyebar hingga ke daerah. Apabila ada transportasi yang murah dan cepat yang bisa menghubungkan tempat tinggal dengan tempat bekerja, maka orang desa pun akan mempertimbangkan untuk tetap tinggal di desa walaupun harus mencari nafkah hingga ke kota.
Konsep seperti di atas, sudah lama dipikirkan banyak ahli. Hanya saja, konsep ini sulit terwujud apabila tidak ada pembangunan di desanya sendiri. Penataan pemukiman yang baik belum bisa terwujud karena tidak adanya pengembang perumahan yang berminat berinvestasi di pedesaan. Begitu pun dengan industri, jarang investor yang berminat membuka usahanya di pedesaan karena sulitnya akses transportasi. Kalau pun ada, jalan raya yang telah dibangun justru akan membuat ongkos perjalanan menjadi sangat mahal.
Saya setuju apabila Pemerintah mempunyai rencana untuk membangun jalur kereta api cepat yang akan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan di daerah. Kereta api menjadi stimulan bagi bertumbuhnya daerah-daerah yang selama ini terkesan 'terpinggirkan'. Pembangunan wilayah merupakan sebuah rencana besar yang harus didukung oleh semua pihak termasuk warga desa sendiri. Orang desa sebaiknya tidak hanya memikirkan apa yang akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi sudah bisa 'menerawang' hingga ke masa depan. Bukan saatnya lagi untuk membayangkan desa yang 'sepi' dari pembangunan tetapi sudah menjadi desa yang dinamis penuh dengan kegiatan perekonomian tanpa harus merusak alam pedesaan yang masih asri.
Dengan beroperasinya kereta api, pembangunan kawasan industri di pedesaan bisa dianggap lebih menguntungkan karena dimudahkan dengan sarana transportasi yang murah. Cerita akan berbeda, jika kawasan industri yang 'jauh dari ibu kota' itu tidak didukung oleh transportasi yang murah. Sebenarnya, relokasi industri-industri yang sebelumnya berada di kota besar bisa cepat dilakukan. Sepertinya, para pengusaha lebih memilih membuka usaha di desa karena tenaga kerja yang masih murah dan juga situasi sosial-politik yang jauh dari 'kekacauan'. Untuk membangun suatu kawasan industri, lahan yang masih terbentang luas di desa dianggap lebih menguntungkan karena perusahaan lebih leluasa untuk meningkatkan kuantitas produksinya. Hanya saja, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana membentuk situasi sosial yang kondusif.
Sebagaimana diketahui, pembangunan kawasan industri bisa merekrut begitu banyak tenaga kerja. Kita tidak harus membayangkan kawasan industri yang penuh dengan kebisingan. Tetapi, bayangkanlah kawasan industri yang lebih ramah lingkungan. Jauh dari polusi dan akibat negatif lainnya. Sudah menjadi cerita lama, jika kawasan industri identik dengan polusi karena di masa depan para pengusaha akan lebih memperhatikan masalah lingkungan karena adanya tuntutan akan hal itu.
Memang, dalam pembangunan jalur kereta api akan ada alih fungsi lahan tetapi itu sangat kecil jika dibandingkan dengan manfaat besar yang akan dituai apabila kereta api tersebut sudah beroperasi. Penolakan pada pembangunan _dengan alasan mempertahankan keseimbangan alam_ sebenarnya hanyalah akal-akalan orang yang akan menghambat kemajuan!  Justru, dengan terkonsentrasinya penduduk pada pusat-pusat pertumbuhan baru maka lingkungan  akan lebih terjaga. Orang-orang akan punya kesempatan besar memiliki pekerjaan tanpa harus merambah hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Malahan, lahan pertanian yang ada _walaupun menyempit_ bisa menjadi maksimal penggunaannya karena diterapkannya teknologi yang lebih efisien.
Pedesaan di masa depan tidak identik lagi dengan para petani tetapi sudah menjalani berbagai profesi. Dengan begitu, para petani yang jumlahnya sedikit bisa menguasai lahan lebih luas dan menggunakan mesin untuk menggarapnya. Di masa depan, orang desa didorong untuk bekerja di sektor industri baik industri kreatif, industri pangan bahkan industri manufaktur. Adanya kereta api cepat diharapkan bisa memfasilitasi warga desa dengan berbagai profesi tersebut tanpa harus urbanisasi sehingga kota tidak menjadi padat dan desa tidak 'kesepian'.

Sumber:
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, Kementerian Perindustrian, 2015, online.
Tranportasi, Bappenas, online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...