Kamis, 15 Oktober 2015

Bekerja Keras adalah Ibadah

Apa tujuan hidup manusia dilahirkan ke dunia ini? Tentunya pasti mempunyai misi dan visi yang jelas dan terarah. Karena manusia di dunia ini adalah ciptaan Alloh SWT, maka manusia itu wajib tunduk kepada aturan-aturan Yang Maha Pencipta. “Dan Aku (Alloh) tidak menjadikan jin dan manusia, melainkan untuk menyembah Aku.” (QS. Adz-Dzariyat (51) ayat 56)).
Kata ‘menyembah’ dalam ayat tersebut di atas berasal dari kata dasar sembah. Apakah sembah itu? Sholat, puasa, zakat dan haji itu sendiri, bukanlah merupakan sembah sebagaimana diartikan menurut kebanyakan orang dan masyarakat selama ini. Rukun-rukun itu  merupakan alat untuk menciptakan karakter (sikap mental) kepatuhan dalam manusia. Semua itu adalah sebagai alat untuk memacu atau mendorong manusia agar beramal sholeh, berbuat kebajikan. Puncak dari amal sholeh itu adalah kerja keras untuk kemaslahatan bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi.
Jadi pengertian menyembah atau beribadah menurut pengertian yang hakiki, tidaklah cukup hanya sebatas yang bersifat ritual saja. Akan tetapi, harus mampu mempraktekan, mengaplikasikan, mengaktualisasikan dalam amal (perbuatan) dan kehidupan sehari-hari, yang bermanfaat baik bagi sendiri maupun masyarakat. Oleh karena itu, sehubungan dengan tujuan hidup manusia di dunia ini, Alloh SWT tegas-tegas menyatakan dalam Al-Qur’an suci, surat Al-Balad ayat 4 : “Sesungguhnya Kami (Alloh) menciptakan  manusia agar bekerja keras dan berjuang mati-matian.”
Kata ibadat jangan sekali-kali diartikan hanya sebatas yang bersifat ritual saja, tetapi lebih dituntut untuk dipraktekan dalam aksi-aksi nyata dan positif. Aksi-aksi nyata yang bermanfaat itu disebut amal-sholeh. Al-Qur’an lebih menuntut amal sholeh daripada sekedar ucapan belaka, karena amal-amal sholeh (perbuatan-perbuatan) baik dan nyata itulah yang membawa kemajuan dan kemenangan.
Mengapa aksi-aksi nyata dan positif lebih diutamakan daripada sekedar lafaz saja? Sebab, hanya perbuatan-perbuatan aktual sajalah yang membawa suatu bangsa menuju prestasi yang gilang gemilang. Tidak cukup hanya sekedar mengucapkan ‘beriman’ tanpa diikuti dengan ‘amal-amal sholeh’ (kerja keras dan aksi-aksi nyata). Iman tanpa kerja keras, tanpa aksi nyata yang positif ibarat tanaman tanpa pupuk dan disirami air. Ia akan layu, kering, lumpuh dan akhirnya mati.
Iman itu baru sempurna, subur dan kokoh kalau disertai dengan amal sholeh. Sebab kekuasaaan dan keunggulan itu bisa diraih hanya dengan kerja keras dan aksi nyata sebagai syarat dari iman.  Makna kekuasaan bukan saja dalam arti jabatan dan pangkat, namun dalam arti luas, bisa berbentuk kekuasaan dalam bidang ekonomi dan keuangan, kekuasaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kekuasaan dalam bidang pertahanan dan keamanan dan lain-lain. Untuk mencapai segala bentuk kekuasaan itu tidak lain kecuali hanya melalui aksi-aksi atau praktek-praktek nyata, yang puncaknya adlah kerja keras serta siap menghadapi segala resiko.
Jadi, jangan keliru dalam memahami amal sholeh. Pengertian amal sholeh jangan dipahami secara sempit dan dangkal, hanya dipahami sebatas bersifat ritual dan seremonial semata. Pemahaman seperti ini sangat berbahaya. Pengertain amal sholeh yang lebih hakiki adalah berbentuk kerja keras, aksi-aksi nyata yang positif dan bersikap mental mandiri.

(Disadur dari Suparman Sumahamijaya, dkk. Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Angkasa, Bandung: hal. 21-25).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...