Senin, 25 November 2013

Alam, Sumber Kekuatan Membangun Negeri


Laksana disulap, sekitar delapan puluh tahun lalu negeri Arab merupakan gurun pasir yang gersang dan melarat, diperintah oleh sheikh-sheikh dan sultan-sultan kecil. Kini Saudi Arabia diperintah oleh keluarga terkaya di dunia dan menguasai pasaran uang internasional. Bumi padang pasir menganugerahinya dengan sumber-sumber minyak yang disedot tiada habisnya.
Buku Kerajaan Petrodollar Saudi Arabia mengisahkan fakta-fakta yang membuat sejarah: sejak Abdul Aziz Ibnu Saud bangkit menjadi pahlawan padang pasir; Raja Faisal yang berani menghantikan ekspor minyak sehingga negeri-negeri Barat kalangkabut; usaha modernisasi pendidikan; sampai Adnan Kashogi sebagai simbol saudagara milyuner Arab dengan 50 perusahaan besarnya yang tersebar di seluruh dunia.
Robert Lacey, penulis buku ini, selama empat tahun berkelana di sana, bergaul dengan para pangeran dan pengembala onta, saudagar-saudagar internasional dan ulama, di istana-istana yang gemerlapan dan di kemah-kemah padang pasir. Robert Lacey meramu seribu satu kejadian fantastis itu, termasuk dampak ekonomi dan politiknya OPEC dan sengketa-sengketa wilayah dijazirah Arab dan Timur Tengah, dengan gaya yang lincah dan sarat human interest.

Alam sebagai Anugerah
Mungkin di dunia ini banyak tempat indah sebagai anugerah Alloh SWT yang tidak diyukuri oleh penghuninya sendiri. Termasuk kita. Keindahan alam raya dan segala isinya tidak kita manfaatkan untuk kehidupan yang lebih baik. Banyak dari kita yang hanya menyia-nyiakanya begitu saja. Tidak ada upaya untuk mengolahnya. Bangsa Arab bisa menjadikan alam sebagai sumber kehidupan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Setiap jengkal tanah adalah berharga.

Memberilah maka Kau Akan Diberi Oleh-Nya
Seakan menjadi tradisi ketika orang Arab terkenal sebagai orang yang suka memberi. Mereka percaya bahwa dengan banyak memberi maka rezeki akan terus bertambah. Ini ajaib. Dalam bermasyarakat sudah sepatutnyalah sikap saling memberi bisa menjadi simbol kebersamaan. Karakter warga di pedesaan yang ‘guyub’ jangan sampai luntur karena ternyata itu menjadi modal tak ternilai untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...