Senin, 25 November 2013

Rumah untuk Menyambut Penambahan Penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk suatu keniscayaan. Perlu ada upaya untuk menyambutnya. Banyak hal yang sudah dilakukan Pemerintah seperti menyiapkan sarana pendidikan, kesehatan, transportasi dan sebagainya. Itu saja tidak cukup. Harus ada peran masyarakat  sejak saat ini.
Yang paling pertama, menyiapkan pemukiman yang bisa menampung banyak orang. Dimulai dari merencanakan bagaimana tipe rumah yang akan dibangun. Merencanakan rumah sejak saat ini sama pentingnya dengan merencanakan pendidikan seseorang. Terkadang, banyak orang yang kurang menganggap penting perencanaan rumah yang baik karena belum adanya dana atau sekedar berpikir asal ada saja. Padahal, rumah yang akan ditempati menjadi tempat bermukim hingga beberapa generasi kedepan.
Rumah menjadi ciri adanya peradaban. Kemajuan peradaban manusia dapat dilihat dari rumah yang dibangunnya. Makanya, membangun rumah adalah sama dengan membangun peradaban. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa manusia untuk menjadikan hidupnya lebih baik. Begitu pun ilmu arsitektur membawa manusia pada kenyamanan hidup yang diinginkannya. Dalam merencanakan rumah, kita bisa berkonsultasi dengan arsitek atau setidaknya dengan tukang bangunan. Dengan diskusi, mudah-mudahan akan ada gambaran umum tentang bagaimana bentuk rumah impian kita.
Berkaca pada kasus kota-kota besar di Indonesia, ada banyak pemukiman kumuh yang tidak tertata. Bentuk rumah tidak dipersiapkan untuk 'menyambut' bertambahnya penduduk dari hari ke hari. Sebagai warga desa, sudah selayaknya merencanakan tipe rumah yang sesuai dengan karakter suatu wilayah. Di daerah padat penduduk, sebaiknya dibangun rumah susun supaya tidak menyerobot lahan pertanian. Di daerah yang masih lengang, sebaiknya tidak sembarangan membangun supaya lahan yang ada bisa lebih produktif.
Saat ini, sudah tumbuh desa-desa yang padat penduduk. Sudah seperti kota besar. Ada banyak keluarga yang tidak memiliki lahan untuk rumahnya. Akibatnya, lahan pertanian dikorbankan. Padahal, apabila direncanakan dengan baik kita bisa membangun rumah hingga beberapa tingkat menyerupai rumah susun supaya bisa ditempati oleh banyak kepala keluarga. Kondisi seperti ini sering kita temui di Pulau Jawa dengan penduduk yang paling padat di dunia.
Memang harus diakui tidak mudah untuk bisa memiliki pola pikir seperti di atas. Hal pertama yang harus ada adalah bayangan akan kenyamanan hidup di masa depan. Berpikir jauh ke depan lebih baik dibandingkan sekedar berpikir untuk saat ini saja. Apabila rencana sudah ada, maka menyicil biaya pembangunan adalah langkah selanjutnya.
Bayangkan, dimasa depan desa yang kita tinggali akan menjadi kota kecil yang mulai tumbuh sehingga akan ada banyak pembangunan diberbagai lini. Ada pabrik, ada perkantoran, pertokoan dan sebagainya yang memenuhi setiap sudut kota. Jangan sampai ada rumah di tengah lokasi bisnis padahal sebaiknya terpisah. Memilih lokasi pun  harus menjadi pertimbangan penting. Sebaiknya memilih tempat yang jauh dari pusat keramaian atau aktifitas ekonomi. Apabila dekat dengan sungai sebaiknya menghadap ke sungai supaya tidak dijadikan tempat pembuangan.
Apabila memiliki lahan yang cukup luas, sejak dini dibuat taman bermain untuk anak-anak sehingga di masa depan pemukiman kita memiliki lahan terbuka hijau. Menyediakan lahan terbuka hijau tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga bisa menjadi tugas setiap warga. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena pemukiman kita tidak asri dan terkesan sumpek.
Alangkah baiknya, menyediakan lahan yang cukup luas di tengah pemukiman untuk 'hutan di tengah pemukiman'. Ada banyak fungsinya diantaranya sebagai penyedia oksigen, menurunkan suhu lingkungan dsb.. Kemudian, di masa depan rumah-rumah dibangun mengelilingi hutan itu. Akhirnya, secara alami terbangun pemukiman yang asri dan memenuhi standar hidup layak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...