Manusia adalah makhluk satu-satunya yang maju
terus. Setiap hewan yan lebih rendah telah mencapai taraf tertentu dan tak naik
lebih tinggi. Semua singa adalah sama. Semua berang-berang membangun rumahnya
dengan cara yang sama. Hewan rendah tak mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi
beberapa orang di beberapa negara mengadakan perbaikan-perbaikan. Maju
terus.
Lebah-lebah memperoleh teknik yang menakjubkan
sebagai ahli bangunan dan organisator-organisator. Kemudian, setelah mereka
mencapai suatu titik tertentu, mereka berhenti. Rupa-rupanya mereka
mencapai suatu limit. Mereka tak maju dan tak berkembang terus.
Ketika bangsa manusia tampil, mereka tak lebih
unggul dari kera-kera, sebegitu jauh mengenai badannya. Tetapi ada kekuatan
baru dalam bentuk manusia. Mereka bisa membuat barang-baran.
Mereka bisa menciptakan dan memperbaiki. Mereka menajamkan batu-batu sampai
menjadi pisau dan batang kayu menjadi tombak-tombak. Mereka membangun
tempat-tempat berlindung. Mereka menjadikan suara yang menjadi kata-kata.
Waktu mereka belajar bagaimana cara membikin
api dan melumerkan besi serta menggunakan roda-roda, mulailah mereka maju
pesat. Mereka menjadi unggul ketika mereka belajar bagaimana menggunakan alat-alat.
Kemudian datanglah peradaban gelombang demi gelombang.
Dimana-mana suatu bangsa naik sampai ke taraf
yang lebih tinggi untuk beberapa lama. Biasanya bangsa demikian mencapai suatu
batas untuk kemudian ditumbangkan oleh bangsa-bangsa lebih rendah. Sejarah umat
manusia adalah kisah kejayaan dan keruntuhan. Di jaman purba, bangsa yang
peradabannya paling tinggi dirobohkan oleh bangsa-bangsa yang lebih rendah.
Tetapi akhirnya selalu ada saja beberapa
bangsa maju terus dan setiap gelombang kemajuan melonjak lebih tinggi dari yang
terdahulu.
Bangsa monyet tetaplah monyet. Mereka menerima
apa yang mereka temukan. Tetapi mereka tak pernah memperbaiki. Mereka
mungkin bisa menggunakan sepotong batu jam, tetapi tak nanti mereka
menggosoknya lebih tajam. Mereka memang punya semacam otak, tetapi bukan
otak yang kreatif.
Tak pernah kita mendengar bahwa
binatang-binatang yang terlatih dalam sirkus mengadakan perbaikan-perbaikan
dalam ketangkasan mereka. Mereka semata-mata melaksanakan apa yang diajarkan kepada
mereka, tetapi tak lebih.[1]
Belum Menjadi Tradisi
Dalam kehidupan keseharian masyarakat kita,
perbaikan terus-menerus belum menjadi tradisi. Kita hanya melihat setiap
kegiatan dicapai dalam batas tertentu. Saya juga kurang paham kenapa ada
semacam pembatasan dari setiap keinginan warga. Masyarakat kita cenderung mudah
puas dengan apa yang ada. Saya pikir bukan saatnya lagi kita beranggapan
begitu. Dalam persaingan global saat ini, hanya orang-orang yang selalu
memperbaiki diri yang bisa bertahan.
Bangsa-bangsa yang memimpin peradaban saat ini
adalah bangsa-bangsa yang terus-menerus mengadakan perbaikan. Akal sehatnya
mengatakan bahwa kehidupan harus 'berubah'. Perubahan menjadi suatu
keniscayaan. Otak-otak kreatif selalu terangsang untuk berpikir menemukan
hal-hal baru. Sebagaimana ungkapan 'aku ada karena aku berpikir', kreatifitas
menghasilkan kemajuan baik secara personal maupun komunal.
Jika perubahan menjadi tradisi, kita tidak
harus bersusah payah untuk membangun kehidupan. Perbaikan akan menjadi
kebiasaan yang dianggap lumrah, tidak ada perasaan terpaksa. Kerja keras
menjadi kebiasaan, bukan keharusan. Alhasil, kemapanan hidup yang
diinginkan akan datang dengan sendirinya.
Rencana-rencana yang sudah disusun bisa dijalankan
sebagaimana mestinya. Dengan niat perbaikan, kita bisa menikmati proses dari
perubahan itu sendiri. Kepuasan hidup menjadi ciri dari orang-orang yang
mengadakan perbaikan. Tidak akan pernah ada warga yang selalu merasa sulit menata
kehidupan. Karena, semua beranggpan bahwa ini adalah 'bagian dari proses'.
Entah apa yang dipikirkan masyarakat kita. Kehidupan
ini seakan selesai sampai di sini. Padahal ada masa depan yang harus
disongsong. Ada generasi masa depan yang membutuhkan kehidupan lebih baik dari
hari ini. Jika kita merasa 'cukup' dengan apa yang ada, jangan salahkan jika kita
terus tertinggal dari orang lain.
Mulai dari Hal Sederhana
Ada banyak kemajuan ummat manusia dimulai dari
hal-hal sederhana. Para petani yang selalu berpikir untuk menambah
produktifitas pertaniannya. Ada pedagang yang berinovasi untuk merangsang
pembeli. Atau, seorang tukang bangunan yang memperbaiki cara kerjanya agar
lebih cepat dan rapih. Dan masih banyak lagi contoh.
Jika ada niat dalam hati, kita akan menemukan
cara lebih baik dari sebelumnya untuk bertindak. Darimana kita mendapatkan
pengetahuan itu? Dari Alloh. Dia akan memberikan 'pencerahan' pada kita. Dengan
do'a, Alloh akan memberikan pengetahuan yang semakin luas demi perubahan yang
semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...