Senin, 03 November 2014

Perbaikan Terus-menerus

Manusia adalah makhluk satu-satunya yang maju terus. Setiap hewan yan lebih rendah telah mencapai taraf tertentu dan tak naik lebih tinggi. Semua singa adalah sama. Semua berang-berang membangun rumahnya dengan cara yang sama. Hewan rendah tak mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi beberapa orang di beberapa negara mengadakan perbaikan-perbaikan. Maju terus.
Lebah-lebah memperoleh teknik yang menakjubkan sebagai ahli bangunan dan organisator-organisator. Kemudian, setelah mereka mencapai suatu titik tertentu, mereka berhenti. Rupa-rupanya mereka mencapai suatu limit. Mereka tak maju dan tak berkembang terus.
Ketika bangsa manusia tampil, mereka tak lebih unggul dari kera-kera, sebegitu jauh mengenai badannya. Tetapi ada kekuatan baru dalam bentuk manusia. Mereka bisa membuat barang-baran. Mereka bisa menciptakan dan memperbaiki. Mereka menajamkan batu-batu sampai menjadi pisau dan batang kayu menjadi tombak-tombak. Mereka membangun tempat-tempat berlindung. Mereka menjadikan suara yang menjadi kata-kata.
Waktu mereka belajar bagaimana cara membikin api dan melumerkan besi serta menggunakan roda-roda, mulailah mereka maju pesat. Mereka menjadi unggul ketika mereka belajar bagaimana menggunakan alat-alat. Kemudian datanglah peradaban gelombang demi gelombang.
Dimana-mana suatu bangsa naik sampai ke taraf yang lebih tinggi untuk beberapa lama. Biasanya bangsa demikian mencapai suatu batas untuk kemudian ditumbangkan oleh bangsa-bangsa lebih rendah. Sejarah umat manusia adalah kisah kejayaan dan keruntuhan. Di jaman purba, bangsa yang peradabannya paling tinggi dirobohkan oleh bangsa-bangsa yang lebih rendah. Tetapi akhirnya selalu ada saja  beberapa bangsa maju terus dan setiap gelombang kemajuan melonjak lebih tinggi dari yang terdahulu.
Bangsa monyet tetaplah monyet. Mereka menerima apa yang mereka temukan. Tetapi mereka tak pernah memperbaiki. Mereka mungkin bisa menggunakan sepotong batu jam, tetapi tak nanti mereka menggosoknya lebih tajam. Mereka memang punya semacam otak, tetapi bukan otak yang kreatif.
Tak pernah kita mendengar bahwa binatang-binatang yang terlatih dalam sirkus mengadakan perbaikan-perbaikan dalam ketangkasan mereka. Mereka semata-mata melaksanakan apa yang diajarkan kepada mereka, tetapi tak lebih.[1]
Belum Menjadi Tradisi
Dalam kehidupan keseharian masyarakat kita, perbaikan terus-menerus belum menjadi tradisi. Kita hanya melihat setiap kegiatan dicapai dalam batas tertentu. Saya juga kurang paham kenapa ada semacam pembatasan dari setiap keinginan warga. Masyarakat kita cenderung mudah puas dengan apa yang ada. Saya pikir bukan saatnya lagi kita beranggapan begitu. Dalam persaingan global saat ini, hanya orang-orang yang selalu memperbaiki diri yang bisa bertahan.
Bangsa-bangsa yang memimpin peradaban saat ini adalah bangsa-bangsa yang terus-menerus mengadakan perbaikan. Akal sehatnya mengatakan bahwa kehidupan harus 'berubah'. Perubahan menjadi suatu keniscayaan. Otak-otak kreatif selalu terangsang untuk berpikir menemukan hal-hal baru. Sebagaimana ungkapan 'aku ada karena aku berpikir', kreatifitas menghasilkan kemajuan baik secara personal maupun komunal.
Jika perubahan menjadi tradisi, kita tidak harus bersusah payah untuk membangun kehidupan. Perbaikan akan menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah, tidak ada perasaan terpaksa. Kerja keras menjadi kebiasaan, bukan keharusan. Alhasil, kemapanan hidup yang diinginkan akan datang dengan sendirinya.
Rencana-rencana yang sudah disusun bisa dijalankan sebagaimana mestinya. Dengan niat perbaikan, kita bisa menikmati proses dari perubahan itu sendiri. Kepuasan hidup menjadi ciri dari orang-orang yang mengadakan perbaikan. Tidak akan pernah ada warga yang selalu merasa sulit menata kehidupan. Karena, semua beranggpan bahwa ini adalah 'bagian dari proses'.
Entah apa yang dipikirkan masyarakat kita. Kehidupan ini seakan selesai sampai di sini. Padahal ada masa depan yang harus disongsong. Ada generasi masa depan yang membutuhkan kehidupan lebih baik dari hari ini. Jika kita merasa 'cukup' dengan apa yang ada, jangan salahkan jika kita terus tertinggal dari orang lain.
Mulai dari Hal Sederhana
Ada banyak kemajuan ummat manusia dimulai dari hal-hal sederhana. Para petani yang selalu berpikir untuk menambah produktifitas pertaniannya. Ada pedagang yang berinovasi untuk merangsang pembeli. Atau, seorang tukang bangunan yang memperbaiki cara kerjanya agar lebih cepat dan rapih. Dan masih banyak lagi contoh.
Jika ada niat dalam hati, kita akan menemukan cara lebih baik dari sebelumnya untuk bertindak. Darimana kita mendapatkan pengetahuan itu? Dari Alloh. Dia akan memberikan 'pencerahan' pada kita. Dengan do'a, Alloh akan memberikan pengetahuan yang semakin luas demi perubahan yang semakin baik.



[1]  Dr. Dale Carnegie. Sukses dan Kaya terjemahan What Makes Value?. Hal. 103.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...