Perbandingan populasi orang tua dengan anak
muda di pedesaan memang berbeda cukup jauh. Ketika anak muda sibuk dengan
urbanisasi, maka yang tiggal di desa adalah para orang tua. Hal ini menjadi
perhatian saya dimana situasi ini bisa menjadi kurang baik jika desa hanya
dijadikan tempat untuk 'mengisi hari tua' saja. Saya menganggap bahwa desa
harus menjadi tempat yang dinamis di masa depan, dimana orang tua dan anak muda
saling bergotong royong untuk membangun desa.
Untuk itu, desa harus dibuat sedemikian rupa
supaya 'prospektif' bagi segala usia. Desa bisa menjadi tempat yang ideal untuk
mencari pendapatan juga desa menjadi tempat yang ideal untuk peristirahatan.
Mulai saat ini, sebaiknya desa dipersiapkan
menjadi tempat yang yang bisa memberikan kebahagiaan bagi segala usia. Jika
begitu, anak muda sekarang bisa mengisi hari tuanya nanti dengan kebahagiaan
pula. Caranya, dengan mempersiapkan segala infratruktur yang baik dimana
desa menjadi tempat tinggal yang aman, nyaman dan beradab. Sebaiknya
ada lembaga khusus yang bisa memberdayakan para orang tua.
Dalam membangun infrastruktur itu, perlu
diperhatikan beberapa hal yang bisa menjadi prasyarat kepuasan orang tua dalam
mengisi hari tuanya.[1]
(1) Kesehatan emosi dan
fisik yang baik. Bagi
orang tua _dan anak muda juga _ perlu disediakan sarana khusus untuk
berolahraga. Secara emosional para orang tua memiliki kekhasan, maka sebisa
mungkin ada komunitas yang khusus memberikan pelayanan bagi para orang tua.
Apabila memungkinkan, para orang tua bisa diajak berkegiatan dalam memanfaatkan
waktu dan tenaga yang masih dimiliki.
(2) Pendapatan yang
mencukupi di atas tingkat subsistensi. Untuk 'menjamin' pemenuhan kebutuhan di hari tua maka ada lembaga
khusus yang memberikan pembiayaan bagi orang tua. Asuransi masa tua sebaiknya
dimulai dari saat ini. Para orang tua tidak bisa selalu bergantung pada
anak-anaknya karena bisa jadi pendapatan yang mereka miliki juga tidak besar.
Kepedulian warga akan para orang tua bisa tercermin dari sumbangan yang
diiberikan secara berkala kepada lembaga jompo ini. Saya tidak menyarankan
adanya panti jompo karena sudah menjadi kewjiban anak menjaga orang tua mereka.
(3) Akomodasi yang cocok. Tempat tinggal yang nyaman sebaiknya
disiapkan dari sekarang. Mungkin kita beranggapan bahwa kebutuhan orang tua dan
anak muda sama padahal ada banyak hal yang bersifat khusus. Perlu dipahami,
bahwa para orang tua ini butuh perhatian lebih. Maka, harus ada sistem
terintegrasi yang ditujukan untuk para orang tua. Rumah, kendaraan dan berbagai
kebutuhan perlu ada kriteria khusus yang dibuat oleh Pemerintah Desa. Harus ada
aturan tegas dalam menata rumah, kendaraan dan prasarana umum yang berpihak pada
orang tua.
(4) Rekan dan tetangga
yang sehaluan. Dalam
komunitas, para orang tua bisa saling bertukar pikiran. Apabila ada program
khusus _misal olahraga bersama_ maka orang tua memiliki tujuan lain setelah
sekian lama bergelut dengan kehidupan yang 'melelahkan'. Kita harus paham bahwa
ada perasaan tidak' diperlukan lagi' dalam diri orang tua. Untuk itu, kita
bangkitkan lagi rasa percaya diri mereka sehingga mereka menjadi warga yang
masih memiliki peran dalam pembangunan desa.
(5) Satu atau lebih
minat yang mengasyikan. Komunitas
bisa menjadi tempat untuk menyalurkan kegemaran mereka. Berkebun, merajut atau
berolahraga bisa menjadi salah satu hobi yang bisa dilakukan. Apabila ketika
muda tidak cukup waktu untuk menyakurkan hobi, maka sudah saatnya dikembangkan
karena keluangan waktu yang dimiliki.
(6) Filosofi hidup yang
memadai. Para orang tua
sudah 'mapan' dalam hal spiritual. Mereka memiliki pengalaman hidup yang lebih
dari cukup untuk disampaikan kembali pada anak muda. Komunitas juga bisa
menjadi sarana untuk menjembatani dua generasi ini. Filosofi hidup orang tua
ditularkan dengan berbagai forum yang dibentuk. Orang tua yang memiliki
keahlian di bidangnya, bisa menjadi guru bagi anak-anak muda.
Jadi, keliru untuk percaya bahwa semakin
bertambah tua maka tidak cocok untuk bekerja dan tidak cocok untuk bermain,
bahwa semakin bodoh setiap hari dan bahwa penyakit tidak bisa disembuhkan.
Jangan biarkan mitos ini mengendalikan hidup para orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...