Zaman terus mengalami perubahan. Situasi dunia memang sulit untuk diprediksi.
Tanpa adanya pengetahuan yang cukup, warga desa sulit mengimbangi kemajuan yang
sedang terjadi. Ada kebingungan yang sedang dialami orang desa dengan
keluguannya. Dalam kondisi kebingungan itu, banyak diantaranya yang 'coba-coba'
untuk meniru kesuksesan orang kota. Anak-anak mereka dibekali pendidikan
setinggi mungkin namun terkadang belum bisa mendefinisikan arti penting
pendidikan bagi anak-anak. Orang desa masih 'berjudi' dengan masa depan
anaknya. Bahkan, banyak orang tua di desa-desa tidak tahu betapa banyak profesi
baru bermunculan dan banyak pula profesi lama yang terhapus masa.
Terkadang, perubahan itu tidak disadari oleh
kebanyakan orang tua. Anak-anaknya terus disuruh untuk belajar tanpa diberikan
pemahaman 'untuk apa mereka belajar'. Minimnya akses informasi membuat orang
tua justru merasa khawatir akan masa depan anak-anaknya. Banyak orang tua tidak
menyadari jikalau zaman berubah, sehingga apa yang dipikirkan oleh orang tua
kini mungkin akan berbeda dengan kejadian yang sebenarnya di masa depan. Karena
sama-sama mengalami kebingungan, banyak orang tua malah menyerahkan masa depan anak-anaknya begitu
saja pada waktu.
Pada awalnya mereka sangat berharap pada
pendidikan. Namun, seiring berjalannya waktu pendidikan formal pun belum bisa
menjawab tantangan masa depan. Pendidikan formal belum bisa menjembatani antara
situasi masa kini dengan situasi masa depan anak-anak. Kenapa? Mungkin orientasi
pendidikan kita yang masih berfokus pada penalaran pelajaran-pelajaran dan
belum mendidik anak-anak untuk mandiri dan kreatif.
Perlu dipahami bahwa saat ini pendidikan bukan
lagi sebagai jalan untuk mencari kerja. Orientasi orang tua menyekolahkan
anaknya perlu diubah. Pendidikan menjadi bentuk investasi masa depan, sehingga
akan ada banyak waktu, tenaga dan uang yang dikeluarkan. Keliru jika para orang
tua menyerahkan masa depan anak sepenuhnya pada pendidikan formal. Tidak semua
hal tentang kehidupan diajarkan di sekolah. Untuk itu, orang tua di pedesaan
perlu juga 'memperkenalkan' situasi pedesaan yang sebenarnya. Dalam prakteknya,
tidak ada salahnya jika anak-anak bermain di sawah. Mereka akan belajar
memahami apa yang biasa terjadi di sana. Jangan sekali-kali 'mengurung anak' di
rumah. Masa depan desa kita ada di tangan mereka, jadi jangan cegah mereka
untuk menggali potensi desanya juga demi masa depannya.
Bagaimana
memprediksi masa depan anak-anak?
Apabila kita sudah punya cara untuk mempersiapkan
masa depan anak-anak kita maka kita bisa memprediksi bagaimana masa depan
mereka. Caranya: pola pendidikan yang kita terapkan di sekolah plus di rumah
akan berujung pada situasi masa depan yang kurang lebih sama dengan apa yang
kita harapkan.
Saya percaya bahwa anak-anak layaknya komputer
yang belum diisi software maka mereka
pun akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh tergantung pada software
apa yang mengisi hati dan pikirannya. Dengan kata lain, masa depan
anak-anak kita bisa direkayasa oleh kita sendiri. Sebagaimana ungkapan cara
termudah untuk memprediksi masa depan adalah dengan merekayasanya.
Apabila kita ingin tahu apa profesi anak-anak
kita di masa depan, memang sulit. Tetapi, kita bisa memprediksi seperti apa kehidupan
anak kita di masa depan _baik atau burukkah_ itu adalah buah dari investasi
kita. Dengan menyiptakan situasi kehidupan yang lebih beradab, maka masa depan
anak-anak kita pun akan lebih beradab.
Memang terdengar sulit dan muluk-muluk apa yang
saya kemukakan. Namun, saya yakin bahwa berlaku hukum kausalitas (sebab-akibat)
dalam kehidupan dunia ini. Jika kita menanam benih yang baik maka akan
menghasilkan pohon yang baik. Begitu pun sebaliknya.
Masa depan sangat dipengaruhi situasi sosial,
ekonomi, politik. Maka dari itu, bukan merekayasa situasi globalnya tetapi
merekayasa bagaimana anak-anak bisa menghadapi situasi itu. Tentu saja
diperlukan orang-orang yang tangguh untuk mengarungi kemajuan zaman apabila
tidak ingin tergerus oleh zaman. Pendidikan adalah proses 'memasukan'
ide-ide untuk merekayasa masa depan sehingga si anak bisa menyiptakan masa
depannya sendiri.
Biarkanlah si anak berimajinasi tentang masa
depannya sendiri. Sebagai orang tua, kita hanya perlu mengarahkannya. Jangan
sok tahu akan masa depan anak, tetapi kita hanya memberikan mereka ide-ide dari
apa yang kita pikirkan tentang masa depan mereka. Bukan saatnya lagi orang tua
terlalu memaksakan keinginannya. Setiap anak punya keunikannya sendiri.
Anak-anak sudah harus siap menghadapi situasi
apa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...