Strategi PMD
Setuju atau tidak, dikelola atau dibiarkan
saja, perubahan sosial pasti akan terjadi. Hal itu juga terjadi walaupun dalam
masyarakat tradisional yang dianggap statis. Sebab tidak ada yang tidak berubah
di kolong langit ini. Hanya saja kemana, bagaimana arah perubahan itu dan
adakah yang mengelola secara cermat perubahan itu, merupakan masalah.
Sebaliknya, perubahan sosial yang dikelola
lewat inovasi tertentu misalnya di bidang pertanian, kesehatan (keluarga
berencana dan lain-lain) belum tentu akan terwujud dampak positipnya saja. Dari
hasil studi di beberapa negara tentang inovasi yang dihajatkan untuk
peningkatan taraf hidup warga masyarakat terjadi hal-hal yang tidak
diduga-duga.
Pengenalan mesin uap yang mengakibatkan
Revolusi Industri I di Barat telah menimbulkan berbagai dampak antara lain
meningkatnya pengangguran, sirnya home industri. Pengenalan roda kepada
masyarakat Indian di Amerika Serikat telah mematikan unsur budaya tertentu
yaitu menurunnya usaha kerajina keramik di kalangan suku itu. Usaha mekanisasi
pertanian di Turki pada suatu desa yang tadinya tertutup, mengakibatkan
produksi kapas yang begitu meningkat, jalur komunikasi lebih lancar, ekonomi
masyarakat makin meningkat di satu pihak, namun yang tidak diharapkan oleh
pemerintah dan masyarakat negeri itu telah tumbuh pula sikap ketergantungan,
demoralisasi dan lain-lain (Roger dan Shoemaker).
Dari fakta-fakta di atas maka sudah pada
tempatnya jika kita mesti lebih hati-hati dalam mendisain suatu program PMD
yang didalamnya terdapat pengelolaan perubahan sosial. Para disainer perubahan
sosial mesti memahami benar, mesti jeli sekali bahkan harus terampil dalam
strategi PMD. Strategi itu harus meliputi seluruh persepsi tentang keadaan
lingkungan dan aksi-aksi tandingan yang relevan atau taktik-taktik yang cocok
untuk itu (G. Salzman, et. Al, 1972).
Dari hasil studi yang direkam oleh Slazman dan
kawan-kawan itu, ada empat faktor yang muncul untuk menguatkan pengaruh pada
strategi pengembangan yaitu goals & objectives, sumber-sumber target
perubahan, hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan. Bagaimana menentukan
strategi yang cocok sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang akan
dihadapi.
Oleh karena itu ada bentuk-bentuk strategi yang
dikembangkan untuk sasaran-sasaran yang dianggap cocok misalnya power
strategies untuk masalah reform
dan political change, persuasive strategies yang diwujudkan dalam bentuk
propaganda atau komunikasi dalam usaha untuk mengubah opini masyarakat, reeducatif
strategies. Hal yang terkahir ini diwujudkan dalam bentuk kursus,
pelatihan, seminar/lokakarya. Misalnya bagaimana membentuk T-Groups dalam
rangka membina organisasi yang efektif, mengubah kebiasaan kerja yang kurang
tepat di kalangan manajer koperasi dan lain-lain.
Dengan kata lain tidak ada strategi yang ampuh
untuk berbagai format komuniti, apalagi dalam perbedaan kondisi dan lain-lain. Penanganan
PMD yang baik tidak dapat dikerjakan oleh perorangan walaupun kepala daerah itu
telah terdidik baik dan berpengalaman luas. Kerjasama dengan komponen-komponen
yang berbobot dalam suatu lingkungan tertentu merupakan terapi yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam menata strategi PMD.
(Sumber : Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa. HM. Yakub. Angkasa. Bandung: 1985)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...