Jumat, 24 Oktober 2014

Pembangunan Masyarakat Desa (Bagian 2)

Strategi PMD
Setuju atau tidak, dikelola atau dibiarkan saja, perubahan sosial pasti akan terjadi. Hal itu juga terjadi walaupun dalam masyarakat tradisional yang dianggap statis. Sebab tidak ada yang tidak berubah di kolong langit ini. Hanya saja kemana, bagaimana arah perubahan itu dan adakah yang mengelola secara cermat perubahan itu, merupakan masalah.
Sebaliknya, perubahan sosial yang dikelola lewat inovasi tertentu misalnya di bidang pertanian, kesehatan (keluarga berencana dan lain-lain) belum tentu akan terwujud dampak positipnya saja. Dari hasil studi di beberapa negara tentang inovasi yang dihajatkan untuk peningkatan taraf hidup warga masyarakat terjadi hal-hal yang tidak diduga-duga.
Pengenalan mesin uap yang mengakibatkan Revolusi Industri I di Barat telah menimbulkan berbagai dampak antara lain meningkatnya pengangguran, sirnya home industri. Pengenalan roda kepada masyarakat Indian di Amerika Serikat telah mematikan unsur budaya tertentu yaitu menurunnya usaha kerajina keramik di kalangan suku itu. Usaha mekanisasi pertanian di Turki pada suatu desa yang tadinya tertutup, mengakibatkan produksi kapas yang begitu meningkat, jalur komunikasi lebih lancar, ekonomi masyarakat makin meningkat di satu pihak, namun yang tidak diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat negeri itu telah tumbuh pula sikap ketergantungan, demoralisasi dan lain-lain (Roger dan Shoemaker).
Dari fakta-fakta di atas maka sudah pada tempatnya jika kita mesti lebih hati-hati dalam mendisain suatu program PMD yang didalamnya terdapat pengelolaan perubahan sosial. Para disainer perubahan sosial mesti memahami benar, mesti jeli sekali bahkan harus terampil dalam strategi PMD. Strategi itu harus meliputi seluruh persepsi tentang keadaan lingkungan dan aksi-aksi tandingan yang relevan atau taktik-taktik yang cocok untuk itu (G. Salzman, et. Al, 1972).
Dari hasil studi yang direkam oleh Slazman dan kawan-kawan itu, ada empat faktor yang muncul untuk menguatkan pengaruh pada strategi pengembangan yaitu goals & objectives, sumber-sumber target perubahan, hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan. Bagaimana menentukan strategi yang cocok sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang akan dihadapi.
Oleh karena itu ada bentuk-bentuk strategi yang dikembangkan untuk sasaran-sasaran yang dianggap cocok misalnya power strategies  untuk masalah reform dan political change, persuasive strategies yang diwujudkan dalam bentuk propaganda atau komunikasi dalam usaha untuk mengubah opini masyarakat, reeducatif strategies. Hal yang terkahir ini diwujudkan dalam bentuk kursus, pelatihan, seminar/lokakarya. Misalnya bagaimana membentuk T-Groups dalam rangka membina organisasi yang efektif, mengubah kebiasaan kerja yang kurang tepat di kalangan manajer koperasi dan lain-lain.

Dengan kata lain tidak ada strategi yang ampuh untuk berbagai format komuniti, apalagi dalam perbedaan kondisi dan lain-lain. Penanganan PMD yang baik tidak dapat dikerjakan oleh perorangan walaupun kepala daerah itu telah terdidik baik dan berpengalaman luas. Kerjasama dengan komponen-komponen yang berbobot dalam suatu lingkungan tertentu merupakan terapi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menata strategi PMD.

(Sumber : Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa. HM. Yakub. Angkasa. Bandung: 1985)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...