Jumat, 21 September 2018

Memanfaatkan Infrastruktur Jalan Tol dan Rel Kereta Api

Sumber: detik.com
Tulisan ini saya fokuskan pada pembangunan jalan tol dan jalan kereta api. Kedua infrastruktur ini mempunyai ciri khas dalam merangsang pembangunan di daerah. Kedua infrastruktur ini bisa menjadi alat distribusi utama bagi industri-industri di daerah.

Sumber: goodnewsfromindonesia.id
Kalangan industri kurang "puas" menggunakan jalan arteri karena akan dihalangi oleh kemacetan di sana-sini. Jalan tol dan kereta api jelas memberi pengaruh besar dalam biaya distribusi barang yang diproduksi. Kalangan industri biasanya "bergairah" berinvestasi di daerah dimana ada kemudahan distribusi.

Walaupun industri itu berada di daerah 'terpencil', apabila barang hasil produksi bisa disalurkan dengan aman dan nyaman maka biasanya industri bertumbuh di sana.

Kebetulan, di daerah saya Kabupaten Garut akan dibangun jalan tol dan pengaktifan kembali jalan kereta api. Rel kereta ini sebetulnya  sudah ada sejak jaman penjajahan. Namun, tidak berfungsi lagi karena berbagai alasan. Sedangkan jalan tol, dibangun sebagai terusan jalan tol Purbaleunyi.

Isu pembangunan ini menjadi hangat karena masyarakat "seperti belum siap" menerima perubahan. Padahal, cepat atau lambat perubahan itu akan ada. Karena, perubahan itu adalah "hukum alam".


🚂***

Persepsi kita sebagai warga desa mengenai infrastruktur begitu penting. Saya masih melihat ada dualisme pandangan antara orang yang mendukung penuh pembangunan infrastuktur dan sebaliknya.

Perbedaan pandangan ini memang sangat mendasar. Para pendukung pembangunan infrastruktur menginginkan daerahnya berubah menjadi lebih maju. Meskipun ada banyak hal yang 'dikorbankan', laju zaman menuntut adanya "pemenuhan kebutuhan".

Sedangkan, para penentang pembangunan infrastruktur berdalih bahwa kehidupan pedesaan harus dikembalikan seperti sedia kala. Sayangnya, para penentang ini pun belum bisa memberikan 'solusi tandingan' demi sebuah kemajuan pedesaan.

🚈***

Bagi masyarakat, infrastruktur bisa dilihat sebagai sarana menuju perubahan yang lebih baik. Namun, bisa juga pembangunan infrastruktur justru dianggap 'menghancurkan' tatanan yang sudah ada.

Apabila warga desa menganggap infrastruktur jalan tol dan rel kereta api sebagai sarana pembantu pembangunan, maka harus ada dukungan penuh. Meskipun akan ada resiko dalam proses realisasinya. Bentang alam yang sudah ada akan mengalami perubahan. Bahkan, tatanan sosial kemasyarakatan bisa mengalami perubahan.

Masyarakat desa yang dihuni oleh petani, suatu saat bisa berubah menjadi masyarakat industri. Namun, itulah cara kita menyediakan lapangan kerja untuk kesejahteraan.

Apabila proyek sudah berjalan, kita manfaatkan saja demi kemajuan bersama. Daripada kita ramai-ramai menolak, mending kita jadikan itu sebagai sarana menuju kemajuan desa kita sendiri. Penolakan dengan alasan apapun, akan lebih 'lemah' dari sisi argumentasi karena manfaat kedua infrastruktur itu lebih besar dibanding resikonya.

🚍***

Semua yang akan dibangun, berawal dari pikiran manusia. Apabila cara kita berpikir berbeda, maka wajar akan terjadi perbedaan pendapat dalam melihat bagaimana seharusnya desa kita dibangun. Saya sendiri pendukung industrialisasi pedesaan. Maka, saya mendukung apa pun yang bisa menggeliatkan industri di pedesaan.

Saat ini, kita harus "melihat" dengan pikiran kita. Maksudnya, kita bayangkan manfaat dari sebuah pembangunan bukan sekedar melihat 'kerusakan' yang terlihat secara kasat mata. Itulah, dasar pemikiran dari sebuah pembangunan. Apabila kita sudah memahami apa yang  dibutuhkan, maka cara kita memandang masa depan desa cenderung menuju arah kemajuan _bukan sebaliknya.

《(Tulisan diolah dari berbagai sumber)》

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...