Kamis, 31 Mei 2018

Apa Sarana yang Paling Cocok Untuk Perubahan Sosial di Desa Kita?

Mau lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, industri atau lembaga nirlaba, itu bergantung pada 'kebutuhan'. Setiap waktu dan tempat memiliki cerita yang berbeda. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya, begitu pepatah bilang.

Pemikiran itu bercermin di desa saya sendiri. Dimana saat ini lembaga pendidikan sudah sulit untuk 'mengubah' kondisi sosial. Mungkin karena kebutuhan zaman. Dahulu pendidikan begitu 'dibutuhkan', sekarang pendidikan menjadi 'pilihan'.

Untuk itu, harus ada upaya menelaah terlebih dahulu apa kebutuhan desa kita. Perbedaan kebutuhan ini diharapkan bisa menjadi dasar untuk menentukan sarana apa yang cocok bagi perubahan sosial di desa. Bagaimana kita menelaah kebutuhan, itu juga bukan perkara gampang.

Dalam menentukan kebutuhan itu, sangat dipengaruhi oleh filsafat hidup yang dianut. Teori dengan perhitungan matematis sepertinya sulit mengukur kebutuhan itu. Namun, filsafat hidup, dimana tidak perlu perhitungan matematis, bisa menentukan dengan 'cepat'.

Filosofi desa industrialis -seperti di Jepang- berbeda dengan negara agraris -seperti di Jawa Barat- dalam menentukan kebutuhan itu. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara kita memandang "masa depan". Filosofi kaum industrialis akan melihat masa depan 'harus diciptakan'. Bagi kaum agraris, masa depan 'tercipta begitu saja'.

Sebagai contoh, saya tinggal di desa yang sama dengan orang tua saya. Kondisinya sama. Ada banyak pesawahan, hutan dan dekat dengan jalur tranportasi antar kota. Namun, orang tua saya 'keukeuh' melihat masa depan desa sebagai wilayah pertanian sebagaimana biasanya. Ayah saya banyak berinvestasi di bidang pertanian.

Saya berpikir sebaliknya. Desa ini harus menjadi desa industri. Saya melihat di masa depan akan semakin banyak orang yang membutuhkan pekerjaan. Dan itu, hanya bisa dipenuhi oleh sektor industri.

***

Melihat kondisi itu, mesti ada 'kesepemahaman' mengenai filosofi mana yang akan dianut. Untuk mengakomodirnya, perlu ada pionir/pemimpin yang membawa dan 'memaksa' ke arah perubahan yang diinginkan.