Membaca buku sambil ngopi dan mendengarkan radio menjadi kegiatan di pagi hari (dokpri.) |
Saya punya hobi membaca sejak masa remaja. Kebetulan, Bapa mengoleksi buku terbitan lama. Buku-buku itu dibelinya dari toko di kota. Namun, ada masa dimana kegiatan membeli buku terhenti karena tidak ada yang bepergian ke sana.
Hingga, suatu waktu internet memudahkan saya untuk bertransaksi dengan toko buku yang jauh dari desa. Buku bisa dipesan, menunggu beberapa hari, kemudian kurir mengantarkan pesanan hingga ke rumah.
Sensasi Ketika Paket Tiba
Ada perasaan senang ketika kurir JNE tiba di depan pintu. Salah seorang diantara kami sudah bisa menebak bagaimana perasaan masing-masing. Dalam hati, menerka jika Si Akang Kurir senang karena bisa menyelesaikan tugasnya. Begitu pun sebaliknya, dia akan mendapati rona wajah yang sudah familiar ketika mendatangi pelanggan.
Saya perhatikan, barang yang menumpuk di sepeda motor sang kurir masih banyak. Bisa menjadi pertanda jika warga sekampung melakukan hal yang sama, menitipkan barang belanjaannya. Selalu banyak, walaupun kurir yang mengantar bisa berbeda-beda. Jadi, bisa disimpulkan jika banyak pelanggan yang mempercayakan barang titipannya pada JNE.
Begitulah kesan yang saya peroleh, sebelum bisa membuka paket dambaan.
Lalu, ketika paket dibuka maka mencium harum kertas dari buku sungguh sebuah sensasi yang menyenangkan. Dan, itu pula alasan untuk kembali melakukan transaksi di e-niaga. Tentu, bukan semata menikmati sensasinya, tetapi kembali menambah koleksi buku pribadi.
Bagi saya, buku bukanlah hanya sumber pengetahuan. Buku bisa menjadi sumber inspirasi dalam menelurkan karya atau sekedar menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika membacanya, seakan diajak ke sebuah dunia yang berbeda. Dunia yang tidak ditemui ketika bangun di pagi hari hingga tidur kembali. Buku sebuah cara saya untuk mengetahui hal-hal besar yang tidak bisa dicerap oleh indera manusia.
Buku Jendela Dunia
Memang, perkembangan teknologi telah mengubah cara orang ketika menikmati bacaan. Versi digital sebuah buku bisa menggantikan peran buku cetak. Walaupun, tidak semua orang menyukai e-book karena berbagai alasan.
Salah satu alasannya, buku digital melelahkan mata ketika membaca. Sedangkan membaca buku cetak lumayan meringankan otak untuk memahami isinya.
Terlebih, jika saya membaca karya fiksi. Saya pernah membeli sebuah novel versi cetak dengan halaman hingga ratusan. Ketika membacanya terasa nyaman bahkan bisa "masuk" ke dalam cerita. Kertas yang bergerak tidak mengganggu sebagaimana layar gawai yang bergerak bahkan tutup buka.
Dengan demikian, manfaat buku benar-benar saya rasakan. Jiwa terasa terkoneksi dengan dunia. Meskipun raga berada di desa, pikiran seakan menjadi bagian dari entitas dunia. Rasa keterhubungan inilah yang memicu diri untuk terus maju dan berinovasi.
Saya selalu yakin apabila keinginan untuk maju itu hadir dari seberapa banyak pengetahuan yang kita serap. Apabila pengetahuan ada di kepala maka dunia serasa ada dalam genggaman.
Terima Kasih karena Telah Menghubungkan Dunia
Saya tidak tahu kapankah kesulitan yang dialami andaikan tidak ada JNE. Mungkin selamanya tidak akan pernah bisa mengoleksi buku. Meskipun, urusan membaca hanya memelototi deretan kata namun kepuasan batin tidak akan tergantikan.
Para kurir yang penuh semangat dan berenergi menambah rasa puas di hati. Buat kami, ujung tombak industri ekspedisi adalah orang-orang yang bersedia melayani.
Menghubungkan satu orang dengan orang lain menjadi sebuah bentuk pelayanan seseorang atau sekelompok orang pada dunia. Saya senantiasa optimis jika keterhubungan akan melahirkan sebuah kerjasama untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya