Salah satu hal yang paling krusial dalam
transformasi ekonomi adalah adalah bagaimana
memperluas pilihan
masyarakat perdesaan dalam mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Industrialisasi di perkotaan dan urbanisasi
selama ini dan hingga
beberapa dekade ke depan tidak dapat menjadi
andalan transformasi
ekonomi, mengingat telah terjadinya
overurbanisasi di banyak
kawasan perkotaan, utamanya kota metropolitan
dan kota-kota besar
lainnya. Oleh karenanya transformasi perdesaan
harus berlangsung
secara signifikan. Transformasi di perdesaan
berlangsung melalui
dua perspektif. Dari perspektif struktur
ekonomi, kawasan perdesaan
harus mampu menumbuhkan penyerapan tenaga kerja
di sektor offfarm
terutama melalui melalui pengembangan
bioindustri perdesaan
beserta sektor-sektor agro services dan
kegiatan usahatani lainnya.
Dari perspektif petani, diperlukan adanya
transformasi petani di
kawasan perdesaan, dari sosok petani yang
dominan bekerja hanya
bercocok tanam on-farm saja, menjadi
petani yang lebih kompleks
dan terdiversifikasi ke arah petani industrial
dan/atau petani berbasis
agro services.
Tahap selanjutnya dari transformasi ekonomi
akan semakin dicirikan
oleh semakin dominannya sektor-sektor jasa
dalam kontribusi
nilai tambah. Pertanian di masa ini merupakan
pertanian yang
sudah melewati tahap pertanian industrial
dimana kontribusi
terbesar sistem pertanian dalam menopang
kesejahteraan petani
dan kehidupan perdesaan adalah dari
fungsi-fungsi yang bersifat
multifungsi terutama dari sektor agro
services-nya, disamping agroindustri
dan pertanian on-farm.
Konsekuensi dari transformasi ekonomi perdesaan
adalah
perubahan pemahaman atau redefinisi ulang
istilah petani. Definisi
petani yang dicirikan oleh sosok perkerja
dengan curahan waktu dan
sumber pendapatan dari kegiatan pertanian on-farm
sudah tidak lagi
memadai dan membatasi prospek pengembangan
sumber insani
pertanian yang maju. Sosok petani di masa depan
akan terbagi atas
tiga kelompok tani. Pertama, petani dengan
dengan curahan waktu
dan sumber pendapatan penuh atau sebagian besar
dari kegiatan
on-farm (petani
penuh, petani tipe pertama). Kedua, petani dengan
curahan waktu dan sumber pendapatan kegiatan on-farm
dan offfarm
dan non-farm yang berimbang (petani
paruh waktu, petani
tipe kedua). Ketiga, petani dengan curahan waktu
dan sumber
pendapatan yang sebagian besar bersumber dari
kegiatan off-farm
dan non-farm (petani jasa, petani tipe
ketiga). Ciri dasar ketiga tipe
petani di atas adalah basis aktivitasnya di
perdesaan dan besarnya
keterkaitan aktivitasnya dengan kegiatan-kegiatan
budidaya
pertanian, pertanian bioindustrial dan atau
kegiatan-kegiatan jasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...