Kamis, 10 September 2015

Membangun Lingkungan yang Merangsang Kreatifitas

Kreatifitas adalah proses kemampuan individu untuk memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk dapat melakukan semua itu memerlukan adanya dorongan-dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi-potensi kreatif yang telah ada dalam dirinya. Dengan demikian terjadi saling menunjang antara faktor lingkungan dengan potensi kreatif yang telah dimiliki sehingga dapat mempercepat berkembang kreatifitas pada individu yang bersangkutan.[1]
Berdasarkan analisis yang dilakukan, Kroeber mengambil suatu kesimpulan bahwa munculnya para orang-orang kreatif tinggi dalam sejarah merupakan refleksi dari pola-pola perkembangan nilai-nilai sosial, yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan, dan peranan keluarga. Kelahiran mereka sebagai orang-orang yang berprestasi kreatif luar biasa dimungkinkan oleh kondisi ekonomi, politik, kebudayaan dan peranan keluarga, serta semangat zaman yang mengitarinya, yang memang kondusif.
Merangsang kreatifitas anak _hingga orang dewasa_ tidaklah cukup dengan pendidikan formal saja, tetapi perlu ada lingkungan yang bisa menunjangnya. Mengembangkan lingkungan yang kondusif tersebut bisa direncanakan sejak awal sebagai upaya investasi bagi perkembangan kehidupan di masa depan. Lingkungan perdesaan sebagai tempat tinggal sangat mungkin untuk dibangun menjadi sarana efektif untuk ‘menelorkan’ insan-insan kreatif di masa depan.
Insan kreatif tersebut bisa lahir dari budaya industrialis yang dibangun dengan memperhatikan kebutuhan manusia. Industri yang dimaksud bisa menjadi tempat untuk mengekspresikan diri bagi setiap potensi individu. Lingkungan industri yang dimaksud bukanlah industri yang penuh dengan tekanan tetapi industri yang dinamis penuh rasa humanis.



[1] Muhammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung: Hal. 65.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...