Kehidupan pedesaan yang ‘unik’ perlu
penyesuaian diri dalam menjalaninya. Dalam kenyataannya, tidak semua orang siap
untuk menjalani keunikan hidup di desa.
Ada sejumlah faktor psikologis dasar yang
memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika penyesuaian diri, yaitu : kebutuhan,
motifasi, persepsi, kemampuan dan kepribadian.
Persepsi sebagai Faktor Penyesuaian Diri
Setiap individu dalam menjalani hidupnya selalu
memiliki persepsi sebagai hasil penghayatannya terhadap berbagai stimulus yang
berasal dari lingkungannya. Tidak jarang perpsepsi dipahami sebagai suatu
perncerminan yang sempurna tentang realitas. Padahal sesungguhnya tidak
demikian. Setidaknya ada tiga alasan yang mendukung bahwa persepsi itu bukanlah
cerminan dari realitas.
Pertama, indera yang dimiliki oleh
manusia tidak dapat memberikan respons terhadap semua aspek yang ada dalam
lingkungan. Kedua, manusia seringkali melakukan persepsi terhadap
stimulus-stimulus yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga, persepsi manusia
itu tergantung pada apa yang diharapkan, pengalaman yang dimilikinya dan
motifasi yang ada pada dirinya. Dengan demikian, persepsi sesungguhnya
bukanlah merupakan suatu gambaran yang persis sama dengan realitas yang ada,
melainkan gambaran yang perwujudannya sudah diwarnai oleh interpretasi individu.
Jadi, persepsi sesungguhnya merupakan
proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang berasa
dari lingkungan. Dalam pengertian ini, terdapat dua unsur penting yakni
interpretasi dan pengorganisasian. Interpretasi itu amat penting dalam suatu
persepsi karena realitas yang ada di dunia ini amat bervariasi sehingga tidak
jarang memerlukan upaya pemahaman dari individu agar menjadi bermakna bagi
individu yang bersangkutan. Sedangkan pengorganisasian diperlukan dalam
persepsi karena berbagai informasi yang sampai pada reseptor individu tidak
jarang ada yang membingungkan dan tak terorganisasikan. Agar infromasi yang
sampai pada reseptor itu dapat menjadi jelas dan bermakna, maka individu masih
perlu mengorganisasikannya ketika informasi itu diterima oleh reseptor.
Persepsi juga dapat diartikan sebagai
cara-cara dimana individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh
berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri. Dengan kata lain, individu
menyadari adanya kehadiran suatu stimulus, tetapi individu itu
menginterpretasikan stimulus tersebut. Dalam definisi ini terkandung dua makna,
yakni: pertama, persepsi itu tergantung pada sensasi-sensasi yang
diasarkan pada infromasi sensori dasar (basic sensory information); kedua, sensasi-sensasi
itu memerlukan interpretasi agar persepsi dapat terjadi. Informasi dasar disini
adalah informasi yang sesungguhnya terjadi yang sampai pada alat indera kita.
Misalnya, suara lonceng tanda masuk
sekolah yang sampai pada telinga para siswa. Jadi, para siswa tidak akan
mendengar suara lonceng tanda masuk itu jiika suara lonceng itu memang tidak
ada. Namun, bagaimana lonceng tanda masuk itu mempengaruhi para siswa untuk
bergegas masuk kelas atau tidak, sangat tergantung pada bagaimana
interpretasipada siswa terhadap suara itu. Disinilah letak terjadinya persepsi.
Persepsi seseorang memiliki pengaruh yang
berarti terhadap dinamika penyesuaian diri karena persepsi memiliki peranan
penting dalam perilaku, yaitu:
a.
Sebagai pembentukan pengembangan
sikap terhadap suatu objek atau peristiwa. Ini berarti akan berpengaruh
terhadap perilaku penyesuaian diri yang lebih terarah.
b.
Sebagai pengembangan fungsi-fungsi kognitif,afektif
dan konatif sehingga berpengruh terhadap penyesuaian yang lebih utuh dan
proporsional sesuai dengan pertimbangan dan pengalaman-pengalaman yang relevan.
c.
Meningkatkan keaktifan,
kedinamisan dan kesadaran terhadap lingkungan sehingga dapat menggerakan
motifasi untuk penyesuaian diri secara lebih sadar.
d.
Meningkatkan pengamatan
dan penilaian secara objektif terhadap lingkungan sehingga perilaku penyesuaian
diri menjadi lebih rasional dan realistis.
e.
Mengembangkan kemampuan
mengelola pengalaman dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan sehingga
dapat mendorong ke arah proses
sosialisasi yang semakin mantap.[1]
Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan Pedesaan
Bagaimana seseorang mempersepsikan
linkungan sekitarnya begitu penting untuk bisa menyesuaikan diri. Warga desa
bisa menyesuaikan diri karena menganggap desa sebagai sumber kehidupan. Berbeda,
apabila menganggap desa sebagai sumber ‘kesengsaraan’. Persepsi ini sangat kuat
mempengaruhi bagaimana kita memanfaatkan anugerah yang diberikan oleh Alloh
SWT. Para petani menganggap desa sebagai sumber penghidupan sehingga senantiasa
berpikir bagaimana memanfaatkan alam yang tersedia. Tidak hanya petani, setiap
warga desa yang beranggapan begitu akan melihat desa sebagai ‘modal potensial’
bagi kehidupan masa depan.
Jika
warga desa mempunyai persepsi positif tentang desanya maka itu menjadi modal
utama sebelum begitu banyak pembangunan dilakukan. Pembangunan masa depan desa
tidak hanya melulu aspek fisik tetapi juga harus diawali dengan membangun
persepsi warga tentang desa sendiri. Apabila warga desa belum bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, maka sepertinya rencana pembangunan yang sudah
dicanangkan akan sulit tercapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...