Jika kita memperhatikan segelintir orang
yang memiliki karakter pemikir, maka itulah yang bisa menjadi penggerak bagi
pembangunan perdesaan. Merekalah yang bisa kita sebut 'sosok' penentu arah
pembangunan. Mereka bisa siapa saja, profesi apa pun, kaya/miskin, tidak
menjadi ukuran bagi keberadaan mereka.
Kelompok kecil merupakan sifat ahli pikir yang tepat. Pelajarilah dengan
seksama jika kita ingin menjadi salah satu dari kelompok kecil ini, yang
berpikir dengan cepat dan tepat. Sifat ini sederhana dan sudah dimengerti tapi
tidak begitu mudah dilipatgandakan, karena pelipatgandaan ini membutuhkan
disiplin pribadi yang lebih besar daripada yang dilatih oleh kebanyakan orang.
Tapi ganjaran untuk berpikir dengan tepat ini merupakan usaha yang patut yang
diperlukan untuk menerima anugerah itu. Ini terdiri dari banyak sekali nilai,
diantaranya ketenangan pikiran, kebebasan pikiran, kebebasan tubuh,
kebijaksanaan dan pengertian akan hukum-hukum alam, bahan-bahan yang diperlukan
dalam kehidupan, dan yang lebih lagi, terdapat keselarasan dengan garis besar
alam semesta, sebagaimana yang ditetapkan dan dipelihara oleh Sang Pencipta.
Tidak ada yang bisa mengingkari bahwa pikiran yang tepat merupakan modal
yang tak ternilai yang tidak bisa dibeli dengan uang, atau dipinjam dari orang
lain. Pikiran yang tepat ini haruslah merupakan pencapaian pribadi yang
diperoleh dari kebiasaan disiplin pribadi yang terketat sebagaimana yang telah
didefinisikan oleh berbagai wanita dan pria yang sukses di dalam berbagai
bidang kehidupan.
Merupakan pengalaman yang paling jarang
untuk menemukan seorang dimanapun juga kapanpun juga, yang hidup seorang diri,
berpikir dengan pikirannya sendiri, mengembangkan kebiasaannya sendiri dan bahkan
membuat sedikitpun usahanya untuk selalu seorang diri.
Kebanyakan orang merupakan pencontoh dari orang lainnya, dan banyak dari
mereka merupakan penderita penyakit saraf yang lebih memilih bersama orang lain
daripada sendiri. Perhatikan mereka yang kenal dengan baik, plajarilah
kebiasaan mereka secara cermat dan kita akan menyadari bahwa kebanyakan dari
mereka hanyalah sekedar imitasi sintetis dari orang lainnya tanpa suatu mereka
bisa secara tulus menamakan diri mereka adalah sendiri.
Kebanyakan orang mengikuti, menerima dan bertindak berdasarkan pikiran
dan kebiasaan orang lain, amat mirip seperti domba berkejaran satu sama lain
melalui jalur yang telah ditetapkan. Sekali waktu dalam waktu yang lama,
seseorang dengan kecenderungan memiliki pikiran yang tepat dan cermat akan
menjauhkan diri dari orang banyak dan berani untuk berdiri sendiri. Jika kita
menemukan orang seperti ini, perhatikanlah bahwa kita berhadapan dengan seorang
ahli pikir.
Kemampuan Berpikir dengan Tepat
Kekuatan pikiran bisa disamakan denan sebuah taman yang subur. Tanahnya bisa
diolah dengan usaha yang terorganisir, hingga bisa menghasilkan makanan, atau
dikesampingkan hingga menghasilkan rumput yang tidak berguna. Pikiran yang
selamanya selalu bekerja, baik semakin berkembang atau semakin menurun, membawa
kesengsaraan, kesedihan dan kemiskinan atau kesuka citaan. Pikiran tidak pernah
menganggur. Pikiran merupakan yang paling besar dari seluruh modal yang
dipunyai ummat manusia, namun selama ini pikiranlah yang paling sedikit
dimanfaatkan dan yang paling disia-siakan dari semua modal milik manusia.
Kesewenang-wenangan ini pada dasarnya merupakan tidak dimanfaatkan pikiran ini.
Kemampuan berpikir merupakan kekuatan yang paling berbahaya, atau
sebaliknya paling menguntungkan yang dipunyai oleh manusia, tergantung pada
arah bagaimana pikiran itu digunakan. Melalui kemampuan pikiran, manusia
membangun istana peradaban yang besar. Melaui kekuatan yang sama, orang lainnya
menghancurkan istana itu, seakan-akan mereka terbuat dari tanah liat yang
begitu tidak berdaya.
Setiap ciptaan manusia, baik yang baik ata buruk, pertama-tama
diciptakan di dalam suatu pola pikiran. Semua ide-ide diangnkan melalui
pikiran. Semua rencana, tujuan dan keinginan diciptakan di dalam pikiran. Dan
pikiran merupakan satu-satunya tenpat dimana manusia diberi hak istimewa untuk
mengendalikannya.
Pemikir yang tepat mengenali fakta-fakta kehidupan, baik yang baik
maupun yang buruk dan memikul tanggungjawab untuk memisahkan dan mengatasi
keduanya, memilih mana-mana yang melayani kebutuhannya dan menolak lainnya. Dia
tidak terkesan oleh desas-desus. Dia bukanlah budak tapi tuan bagi emosinya
sendiri. Dia hidup di antara orang-orang tanpa memberi mereka hal untuk
menginjak-nginjak pikiran batinnya atau caranya berpikir.
Pendapatnya merupakan hasil dari analisa yang berasal dari kepala dingin
dan bersahaja dan merupakan penyelidikan cermat mengenai fakta-fakta atau
kejadian yang dapat dipercaya dari suatu fakta. Dia menggunakan nasehat orang
lain tapi menyimpan hak bagi dirinya sendiri untuk menerima atau menolak
nasehat itu tanpa bisa diganggu gugat.
Jika rencanaya gagal, ia segera membangun rencana-rencana lain untuk
menggantikannya, tapi ia tidak pernah menyimpang dari tujuannya hanya karena
kekalahan sementara. Dia merupakan ahli filsafat yang menentukan sebab-sebab
dari analisa pendapatan mereka. Dia mendapatkan sebagian besar dari usahanya
dengan jalan memperhatikan hukum-hukum alam dan menyesuaikan dirinya dengan
hukum alam itu.
Jika ia berdo'a, permintaannya adalah agar memperoleh kebijaksanaan yang
yang lebih besar lagi. Dia menolong orang lain tanpa mengharap imbalan. Kalau
pun memerlukan pertolongan, dia menerima atas hal yang benar-benar
dibutuhkannya.
(sumber: Napolen Hill dan E. Harold Keown, Hidup
Sukses dan Berhasil Melalui Keyakinan, Cahaya Abadi, Jakarta: 1978.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...