Pembangunan perdesaan memerlukan sumberdaya manusia yang memiliki
kemampuan untuk mengembangkan potensi yang ada di sekitarnya. Untuk mencapai
itu, perlu adanya suatu sistem pendidikan yang menunjang pembangunan dan sesuai
dengan kebutuhan di masa depan. Sebelum membangun sistem pendidikan yang
dimaksud, harus ada landasan filosofis dan teori demi tercapainya tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Pendekatan Filosofis yang Sesuai
Pendekatan filosofis bukan hanya
mempertanyakan tentang hakikat dan tujuan hidup manusia (human nature and
destiny) tetapi juga tentang kemungkinan pendidikan dalam arti kemampuan
manusia berkembang dan menerima pengaruh dari luar terutama secara etik
sehingga pertumbuhan dan perkembangan manusia itu dapat diarahkan sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, berdasarkan potensi
dan sifat bawaan seorang peserta didik sebagai makhkluk sosial dan sebagai
invidu.
Pendekatan filosofis menghasilkan
asumsi-asumsi dasar tentang hakikat dan tujuan hidup manusia, tentang
sifat-sifat dan potensi manusia untuk
berkembang dan menerima pengaruh dari luar, dan nilai serta norma yang
dipergunakan dalam mengarahkan perkembangan itu, dalam arti untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Teori pendidikan holisitik-humanistik. Teori ini sangat menghargai martabat individu peserta didik
sebagai manusia keseluruhan. Akhir dari pendidikan adalah kemampuan individu
untuk mewujudkan dirinya secara memadai. Setiap manusia dipandang sebagai suatu
keseluruhan yang memiliki kebutuhan dan tujuan hidup masing-masing. Pendidikan
hanya akan berhasil dalam arti bahwa individu dapat mewujudkan diri,
mewujudkan segala kemampuan potensialnya menjadi nyata-apabila individu
mendapat kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses
pendidikan merupakan dialog antara pendidik dan peserta didik. Fungsi pendidik
adalah memberikan kemudahan atau fasilitas untuk terjadinya perkembangan
peserta didik.
Pendidikan Keilmuan dan Kecakapan Hidup
Dalam kurikulum, ada komponen yaitu
budaya profesi bagi kelompok-kelompok sebagai makhluk sosial. Kelompok yang
bersamaan kemampuan, minat, pengalaman dan harapan. Budaya profesi yaitu budaya
berusaha, belajar dan bekerja yang dilandasi ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bekal untuk mengembangkan diri. Bekal menghadapi persaingan yang
semakin berat dalam berbagai bidang kehidupan khususnya dalam memasuki
pekerjaan untuk menghasilkan nafkah dan menafkahkan yang layak sebagai manusia
yang bertanggung jawab terhadap sosial-ekonomi. Konsentrasi pada kecakapan
hidup bertani, usaha kecil atau mengenai jasa seperti perdagangan atau jasa
pelayanan.[*]
Kecakapan hidup yaitu kecakapan untuk
melakukan adabtasi dan perilaku positif yang memungkinkan individu untuk
melakukan reaksi secara efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan
sehari. Adapun definisi yang dikemukakan oleh Unicef yaitu perubahan perilaku
atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin
keseimbangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Definisi ini didasarkan
pada penelitian yang menyarankan perlunya perubahan perilaku beresiko yang
menyangkut ketidakmampuan menunjukan kompetensi pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang seharusnya.
Kecakapan hidup pada intinya lebih
menekankan pada penguasaan kecakapan yang memungkinkan seseorang untuk
memperoleh mental yang memadai (well being) dan kompetensi bagi kelompok
remaja dalam menghadapi kenyataan kehidupan sehari-hari. Hampir semua
profesional yang memiliki kajian dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup,
setuju bahwa kecakapan hidup memiliki kaitan dengan kesehatan dan kegiatan
sosial. Melalui kecakapan hidup, seseorang harus mampu melakukan eskplorasi
berbagai alternatif, menimbang baik yang menguntungkan maupun yang merugikan
dan membuat keputusan rasional dalam memecahkan masalah dan isu yang ada. Pada esensinya
kecakapan hidup adalah keterampilan remaja untuk memahami dirinya dan
potensinya dalam kehidupannya, antara lain mencakup penentuan tujuan,
memecahkan masalah dan hidup bersama orang lain.
Filsafat utama dari kecakapan hidup yaitu konsep
pemberdayaan diri dan keyakinan kecakapan dapat dipelajari, dimodifikasi dan
ditingkatkan bersamaan dengan pengembangan diri seseorang dan penyesuaian
dengan tantangan kehidupan.
Sepanjang pemberdayaan merupakan visi
utama dari kecakapan hidup, sangat penting untuk memperjelas hakikat pemberdayaan.
Dalam pemberdayaan mengandung konsep utama:
a.
Dapat melihat
diri secara objektif dan memiliki keyakinan bahwa seseorang terbuka pada
perubahan;
b.
Memiliki kecakapan
untuk berubah merupakan bagian tidak terpisahkan dari diri seseorang dan dunia
di sekitar kita dimana kita merupakan bagiannya dalam mengisi kehidupan;
c.
Mampu menggunakan
perasaan untuk mengenali adanya kesenjangan antara kenyataan saat ini dengan
yang diharapkan terjadi;
d.
Mampu menetapkan
secara tepat hasil pekerjaan yang ditetapkan dan melakukan tindakan untuk
mencapainya;
e.
Mampu bertindak
untuk melaksanakan perencanaan kegiatan;
f.
Dalam kehidupan
sehari-hari sadar akan kemampuan untuk melakukan akses dan mencari
sumber-sumber serta mempengaruhi dan mengarahkan diri;
g.
Mampu mendorong
orang lain untuk berdaya dalam meningkatkan kehidupannya dan mampu mempengaruhi
berbagai ragam kehidupan.
Membangun Mulai dari Diri Sendiri
Pembangunan perdesaan memang harus dimulai
membangun individu-individunya. Membangun sumberdaya manusia pada dasarnya ‘mengumpulkan’
modal kehidupan itu sendiri. Pendidikan yang berbasis keunggulan lokal bukanlah
pendidikan yang ‘disetir’ oleh Pemerintah pusat. Selayaknya warga desa
menjalankannya dalam berbagai bentuk diantaranya pendidikan formal
(SD-SMP-SMA), kursus, pelatihan dsb. Begitu pun hasilnya, diharapkan bisa
melahirkan generasi yang memiliki inisiatif untuk membangun desanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...