Kamis, 03 Desember 2015

Memfasilitasi Orang Kreatif di Pedesaan

Saya pernah berpikir bagaimana caranya memberikan fasilitas bagi orang-orang kreatif. Mereka butuh wadah untuk menyalurkan kreatifitas yang dimilikinya. Untuk itu, perlu adanya suatu perusahaan yang secara khusus menampung semua ‘produk kreatif’ yang mereka miliki.        
Saya pernah menonton TV yang menayangkan wawancara seorang pengrajin keramik di rumahnya. Di rumahnya, begitu nyaman untuk seorang seniman kreatif seperti dia. Berada di dataran tinggi taman yang rindang. Begitulah, rumahnya menjadi sarana untuk mencari inspirasi di tengah aktifitas kreatifnya.
Berdasarkan itu, saya terinspirasi untuk memberikan fasilitas yang sama bagi orang-orang kreatif di pedesaan. Secara teknis, belum terpikirkan bagaimana fasilitas yang harus disediakan. Namun, secara garis besar fasilitas bagi orang-orang kreatif harus memberikan kenyamanan bagi para kreator untuk berkarya.
Orang-orang kreatif ini secara karakter memang berbeda dengan orang-orang pada  umumnya. Dari segi kreatifitas mereka memiliki ciri: dorongan ingin tahu besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan atau usul terhadap  suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, menonjol dalam salah satu bidang  seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain, daya imajinasi kuat, orisinalitas tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya serta menggunakan cara-cara orisinal dalam pemecahan masalah, dapat bekerja sendiri dan senang mencoba hal-hal baru).
 Studio Khusus Anak Kreatif
Anak-anak kreatif yang bersebaran di beberapa sekolah sebaiknya dikumpulkan dalam studio yang khusus memberikan fasilitas bagi mereka. Sebelum mereka terjun di masyarakat, sebaiknya sudah ada upaya untuk menstimulan kreatifitas orang-orang kreatif sejak awal. Sering kita memperhatikan para artis yang sudah berkarya sejak kecil tetapi itu biasanya terjadi di kota-kota besar. Khusus di pedesaan, sangat jarang pihak yang bisa memfasilitasi anak-anak berbakat ini.
Apabila melihat kondisi pedesaan yang masih ‘sepi’ dari pembangunan maka saya menyarankan untuk menerapkan model pengayaan (enrichmenat) dalam mendidik anak-anak berbakat. Sebagaimana disampaikan Syamsu Yusuf  model pengayaan ini bisa dilakukan dengan memberikan tugas-tugas tambahan di luar pelajaran sekolah yang relevan dengan bidang studi yang diminatinya. Untuk itulah studio anak kreatif ini ada. Anak-anak kreatif akan mengaktualisasikan dirinya di tempat yang membuat mereka nyaman dan bebas untuk berekspresi tanpa adanya tekanan dari lingkungan sekitarnya.    
Proses Kreatif Perlu Sarana Khusus
Proses kreatif adalah proses perubahan, proses pertumbuhan, proses evolusi dalam organisasi dari kehidupan subjektif. Jiwa kreator yang telah memprakarsai kegiatan evolusi tersebut dan sebagian banyak menyelesaikannya, bisa bersemayam hanya dalam diri manusia yang gandrung dengan evolusi itu, yang sangat memperhatikannya. Sebagai manusia, kita kadang tidak memahami mengapa begitu banyak perubahan terjadi. Terkadang, kita tidak tahu darimana awal dari perubahan itu. Orang-orang kreatif inilah yang sangat berperan bag perubahan itu.
Biasanya usaha-usaha mereka itu jarang sekali mendapat dukungan dari masyarakat, bahkan seringkali malah mendapat rintangan. Orang-orang kreatif memang terlihat ‘unik’ di tengah masyarakat. Dengan alasan itu, harus ada sarana yang bisa ‘merangkul’ mereka karena bagaimana pun mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sikap pengertian dibutuhkan bagi mereka, bagaimana pun mereka asset bagi lingkungan sekitarnya.
Pihak yang bisa merangkul itu biasanya perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif. Industri ini menjadi andalan Pemerintah Indonesia untuk bisa bersaing dengan produk-produk impor. Apabila banyak desa menghasilkan produk-produk kreatif, saya yakin maka ketimpangan perdagangan antar negara tidak akan terjadi  dalam perdagangan bebas.
Industri kreatif mempunyai cara unik untuk merangsang para pegawainya dalam berkreatifitas. Berbeda dengan perusahaan pada umumnya, industri kreatif sangat menekankan pada kreatifitas sumber daya manusia. Bagi industri kreatif, tidak akan ada faedahnya berinvestasi begitu banyak pada berbagai asset jika tidak bisa menginvestasikan sumber daya manusia.
Bagi orang-orang kreatif perlu ada sarana yang bisa ‘menyegarkan’ pikiran. Rumah, sarana rekreasi, kantor yang nyaman, sarana olahraga dan lainnya menjadi suatu keharusan demi kenyamanan. Dalam industri kreatif, imajinasi dari otak seorang manusia sangat berharga bila dibandingkan dengan sarana yang diinvestasikan. Bahkan, tempat untuk ‘berhening’ juga berupa investasi  berharga bagi produktifitas dalam industri kreatif.
Fasilitas pemasaran produk yang bisa menfasilitasi pemasaran karya para kreator juga sebaiknya dipersiapkan. Terkadang, orang-orang kreatif ini ‘tidak punya waktu’ untuk memikirkan bagaimana memasarkan produknya. Perusahaan khusus yang dimaksud sebaiknya memiliki visi untuk memasarkan produk para kreator seluas mungkin. 
Apabila dahulu pedesaan terfokus pada usaha tani dan turunannya, maka di kemudian hari industri kreatif diharapkan bisa menjadi andalan. Sumber daya manusia pedesaan tidaklah harus bertebaran ke banyak daerah, mereka bisa ‘memproduksi’ hasil pemikirannya sendiri dari tanah kelahirannya.

Sumber:

Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Imtima, Bandung: 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...