Kecakapan hidup
yaitu kecakapan untuk melakukan adaptasi dan perilaku positf yang memungkinkan
individu untuk melakukan reaksi secara
efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Pendidikan
kecakapan hidup ini sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan pedesaan.
Definisi yang dikemukakan Unicef yaitu
perubahan perilakku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk
menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Definisi ini
didasarkan pada penelitian yang menyarankan perlunya perubahan perilaku
beresiko yang menyangkut ketidakmampuan menunjukan kompetensi pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang seharusnya.
Kecakapan hidup pada intinya lebih
menekankan pada penguasaan kecakapan yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh
mental yang memadai (well being) dan kompetensi bagi kelompok remaja
dalam menghadapi kenyataan kehidupan sehari-hari. Hampir semua profesional yang memiliki kajian
dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup, setuju bahwa kecakapan hidup
memiliki kaitan dengan kesehatan dan kegiatan sosial. Dengan memiliki kecakapan hidup seseorang
mampu memanfaatkan kemampuannya untuk melindungi diri dari penggunaan minuman
keras, kejahatan seksual, dll.
Pengembangan cakupan dari kecakapan hidup
meliputi kebutuhan akan pendidikan, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan
perdamaian, pendidikan untuk pembangunan, kehidupan dan memperoleh pendapatan.
Singkatnya, kecakapan hidup memberdayakan
pemuda agar mampu melakukan tindakan positif dalam melindungi diri,
meningkatkan kesehatan dan melindungi diri.
Strategi dan Teknik Dasar
Tiga lembaga
internasional Unicef, Unesco dan WHO menetapkan sepuluh strategi dan teknik
kecakapan hidup yaitu:
pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi
efektif, pembuatan keputusan, berpikir kreatif, keterampilan interpersonal,
keterampilan untuk mengembangkan kesadaran diri, empati dan upaya mengatasi
stress dan gangguan emosi.
Kesadaran diri,
empati dan kepercayaan diri merupakan alat untuk memahami kekuatan dan
kelemahan. Dengan cara ini, pemuda diharapkan mampu menyaring berbagai peluang
yang ada dan mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai kenyataan. Manfaat lebih
jauhnya, diharapkan mampu mengembangkan diri dan memiliki kesadaran sosial,
bukan hanya untuk dirinya akan tetapi yang berhubungan dengan lingkungan
keluarga dan masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan melakukan identifikasi
permasalahan yang timbul dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Melalui kecakapan
hidup, seseorang harus mampu melakukan esplorasi berbagai alternatif, menimbang
baik yang menguntungkan maupun yang merugikan dan
membuat keputusan rasional dalam memecahkan masalah dan isu yang ada. Melalui kecakapan
hidup lebih jauh diharapkan mampu bekerja secara produktif dengan pihak lain. Dengan
kecakapan hidup, seseorang sampai pada kemampuan berkomunikasi secara efektif,
mampu membedakan berbagai informasi yang diperoleh dengan cara mendengarkan dan
menyimak dan menjamin bahwa pesan dapat disampaikan secara tepat dan dapat
mengindarkan dari misskomunikasi dan missinterpretasi.
Pada esensinya
kecakapan hidup adalah keterampilan siswa untuk memahami dirinya dan potensinya
dalam kehidupannya, antara lain mencakup penentuan tujuan, memecahkan
masalah dan hidup bersama orang lain. Keterampilan-keterampilan tersebut akan
membantunya untuk kehiduan dalam lingkungannya dan mencapai kesehatan serta
memiliki perilaku yang produktif. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa life
skill education membantu siswa untuk melindungi dirinya dari berbagai
bahaya, bukan hanya obat terlarang tetapi lebih dari itu untuk mengajarkan basic
life skill kepada anak remaja untuk memasuki kehidupan sebagai orang dewasa
dengan berhasil.
Pengertian lain
tentang kecakapan hidup, dapat diartikan
sebagai:
suatu kecakapan yang dimiliki seseorang
untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Kecakapan hidup
lebih luas dari keterampilan untuk bekerja, apalagi sekedar keterampilan
manual. Orang yang tidak bekerja, misalnya ibu rumah tangga atau orang yang
sudah pensiun pun tetap memerluka kecapan hidup karena akan tetap menghadapi
berbagai masalah yang harus dipecahkan. Bukankah dalam hidup, dimanapun dan
kapanpun orang selalu menemui masalah yang harus dipecahkan?
Sumber:
Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Imtima, Bandung: 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...