Senin, 16 November 2020

Pembangunan Bukan Kerumunan

Kerumunan supporter sepakbola. (Foto: medcom.id)

Ketika kita berkerumun bersama-sama orang-orang terdekat, diam saja tanpa bergerak maka itu tidak bisa disebut pembangunan. Pembangunan dimulai dari keterlibatan banyak pihak, walaupun tidak selalu serentak.

Dalam pembangunan, perlu ada yang berperan sebagai penggerak dan yang digerakan. Jika semua bergerak begitu saja seperti suporter sepakbola, maka pembangunan tidak akan berjalan. Bagi kerumunan, sekelompok orang yang tidak terorganisir, maka pembangunan seperti gerakan spontan tanpa perencanaan.

Padahal, pembangunan perlu landasan filosofis hingga perencanaan yang matang. Landasan filosofis berfungsi menggerakan sedangkan kerumunan bergerak tanpa landasan yang jelas.

Kalaulah manusia hanya berduyun-duyun mengarungi zaman, apakah pembangunan akan berjalan? Lebah saja bisa memiliki pemikiran yang sama untuk membangun sebuah sarang, tetapi kenapa manusia sering sulit memiliki  visi yang sama untuk membangun bersama.

Mari kita renungkan kembali tujuan kita hidup saling berdampingan. Bukan hanya saling memperlihatkan kelebihan, tetapi saling membantu untuk menutupi kekurangan. Bagaimana caranya?

Caranya sudah "tertulis" dalam pikiran manusia. Hanya saja, tulisan itu masih berupa kode-kode yang belum jelas. Bagaimana membacanya itu perlu keluhuran pengetahuan dan perasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...