Minggu, 04 Februari 2024

Berada dalam Dua Dimensi Masa


Dimensi masa yang saya maksud tentu saja bukan lorong waktu. Sebuah portal yang dibuat selayaknya Doktor Strange, bukan itu. Tetapi, kami warga desa dihadapkan pada generasi yang merasa jika masa lampau masih menjadi andalan untuk menetapkan arah hidup. Kemudian ada generasi yang selalu menatap masa depan sekaligus bergairah meninggalkan cara-cara lama. 

Pada mulanya, saya kebingungan bagaimana membaca pola maksud dari para orang tua yang enggan mengubah cara-cara lama. Sekaligus, saya pun harus bisa mengerti orang-orang yang sekuat tenaga ingin mengubah cara hidup yang dianggap usang. 

Adakalanya, saya harus tetap menggunakan cara-cara lama dengan berbagai alasan. Misalnya, demi menghemat biaya maka bercocok tanam pun tetap menggunakan cara tradisional yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Namun, adakalanya saya pun harus berpikir tentang kemungkinan masa depan. Misalnya, bagaimana memutuskan untuk berinvestasi di ranah digital. 

Terkadang saya merasa kelelahan secara fisik dan mental. Para orang tua masih mengajak untuk melakukan hal-hal yang konvensional. Namun, mental pun sering tergoda untuk berpikir progresif bahkan cenderung impulsif. 

Untungnya, hobi saya membaca ternyata sangat membantu pula untuk bisa membaca dimensi masa yang tengah dipikirkan oleh seseorang. Satu saat harus bisa mengerti jika terjebak pada masa lalu tidaklah sepenuhnya salah. Sekaligus, terlalu mengkhayalkan masa depan membuat kita lupa pada jasa-jasa orang tua. Bahkan, bisa saja kita terkecoh oleh simbol-simbol kemajuan yang berorientasi masa depan padahal sebenarnya hal demikian menggerus ketahanan cara-cara lama yang lebih fundamental.   

Wawasan yang luas ternyata cukup ampuh untuk membaca simbol-simbol yang dimaksud. Misalkan, mesin tidak selalu menjadi simbol kemapanan. Komputer pun bukan barang yang bisa dimaknai sebagai perubahan menuju masa depan. Justru, kita bisa memaknai keberadaannya. Tentu saja tergantung konteks. 

Jika simbol-simbol itu hadir dalam masa yang tidak tepat, maka kehadirannya bukanlah perlambang kemapanan. Namun, bisa jadi simbol tersebut sebagai perlambang kerusakan. 

Coba bayangkan, jika ada buldoser berwarna kuning terang di tengah hutan perawan yang dihuni satwa liar. Apa fungsi buldoser itu ada di sana?
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...