Salah satu tulisan tentang persepsi warga desa pada investasi asing, harus dibenahi terlebih dahulu sebelum investasi datang sebagaimana sekarang. Warga tidak menjadikan investasi asing sebagai pendatang yang akan merusak tatanan tetapi dianggap sebagai bagian dari solusi ketika begitu banyak kesulitan memperoleh pendapatan.
Ada lagi tulisan lain tentang paradigma yang harus ada dalam warga desa yakni paradigma industrialis. Sebuah paradigma untuk menambah nilai tambah pada suatu barang dan jasa. Warga desa tidak hanya melihat produk dari desa sebagai barang mentah yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum dijual.
Andaikan paradigma tersebut sudah ada sejak lama maka ketika investasi datang ke desa setidaknya secara mental telah siap. Setelah sekian lama warga terbiasa dengan paradigma agraris, wajar jika ada rasa yang berbeda setelah industrialisasi berjalan.
Nah, ketika pemerintah Kabupaten Garut sudah menetapkan desa kami sebagai kawasan industri, setidaknya kami siap untuk kondisi yang mengubah lanskap desa. Warga tidak terkejut ketika masa yang telah direncanakan tersebut datang. Permasalahan bukan hanya tentang kondisi di lapangan, tetapi isi kepala kita sendiri. Masih banyak warga desa yang bernostalgia dengan masa lalu dimana desa menjadi tempat melepas lelah semata. Padahal, ketika investasi berdatangan maka seketika itu pula peran desa berubah.
Jangan terus berpikir jika desa hanya menjadi tempat untuk mengisi masa tua tanpa berbuat apa-apa. Kini, desa menjadi tempat berlaga yang sebenarnya. Sebagaimana dahulu, kota selalu dianggap sebagai tempat untuk mengadu nasib maka kini nasib itu datang sendiri.
Saya tahu jika akan ada perubahan lanskap alam pedesaan. Bukit-bukit nan hijau bakal berubah menjadi deretan atap pabrik berwarna terang. Kesejukan mata setelah melepas lelah di sawah perlahan berubah. Tetapi, kesejukan mata pun tidak akan serta merta ada apabila kesejahteraan tidak terasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...