Dan mereka berkata:
"Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan
kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan
mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain
hanyalah menduga-duga saja. (Al-Jatsiyah (45) ayat 24)
Sumber : Google |
Waktu menjadi hal yang sering dibicarakan dalam
kehidupan sehari-hari. Entah bagaimana kita akan melihat waktu ini. Sebagai
sesuatu yang begitu berharga ataukah sekedar sesuatu yang 'biasa' saja.
Bagaimana orang memandang waktu memang sangat
dipengaruhi dari pola pikir orang itu, budaya yang menyertainya dan ritme hidup
yang dijalaninya. Ada orang yang memandang waktu adalah modal tidak terelakan
dari kehidupan sehingga dia sangat menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan
optimal. Detik demi detik dari kehidupan adalah suatu bentuk perjuangan mengisi
kekosongan jiwa dan pikiran. Ada juga yang menganggap waktu adalah suatu sistem
hidup yang biasa terjadi dan tidak perlu merasa cemas karenanya. Pemikiran yang
terlalu keras akan waktu hanya akan membuat pikiran menjadi kalut dan tidak
pernah merasa cukup untuk melakukan banyak hal.
Dalam berbagai budaya banyak disebutkan
bagaimana waktu bertindak sebagai hakim bagi dunia ini. Waktulah yang
menentukan kapan hidup ini dimulai dan kapan harus mengakhirinya. Ada banyak
ilmuwan yang terus mencari jawaban atas seberapa pentingkah waktu bagi
kehidupan manusia. Bagaimana waktu bisa begitu berpengaruh bagi kehidupan.
Apakah manusia bisa tunduk pada waktu ataukah mereka menjadi penakluk waktu.
Berbahagialah bagi mereka yang bisa menggunakan waktunya dengan banyak
kebaikan.
Ketika waktu bertindak seperti hakim, manusia
seakan dipersalahkan karena tidak bisa menggunakannya dengan baik. Alhasil,
ketidakberesan terjadi. Namun, kebebasanlah yang didapatkan bagi mereka yang
bisa memanfaatkan waktu. Ketika waktu menghakimi, mereka serasa diburu. Tetapi
keleluasaanlah yang didapat ketika waktu memberikan kebijaksanaan baginya.
Keleluasaanlah inilah yang harus diciptakan oleh pikiran kita. Dengan pikiranlah,
kita bisa menyesuaikan diri dengan waktu.
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan waktu
adalah orang-orang yang bisa mengatur kehidupannya baik dalam kesehariannya
ataupun masa depan dalam jangka panjang. Pemahaman seseorang akan waktu menjadi alat
untuk menyesuaikan diri dengan ritme alam. Kita dianugerahi oleh insting yang bisa
menyelaraskan fisik, mental dan pikiran kita dengan waktu yang sedang berjalan.
Tentu saja insting itu bisa berjalan
selaras ketika dia memahami bahwa waktu adalah sarana untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik di masa depan bukan sebagai perampok yang menodongkan senjata
untuk membunuhnya.
Investasi Waktu Demi
Perubahan Infrastruktur dan Sosial
Perubahan yang kita inginkan diawali dengan membayangkan apa yang akan
dilakukan dalam pikiran. Semua yang terjadi di dunia ini berawal dari pikiran.
Tentu saja sebelum semua hal nyata terjadi maka kita harus menginvestasikan
waktu kita untuk memikirkan dan membayangkan apa yang akan dikerjakan
dikemudian hari.
Dengan pikiran juga, kita bisa mengatur waktu. Waktu akan sama dimana
pun berjalan detik demi detik tetapi pikiran manusia punya andil untuk membuat
waktu itu menjadi sangat berharga. Apabila kita tidak sadar akan arti penting
mengatur waktu, maka jangan berharap banyak akan ada perubahan yang terjadi di
masa depan dalam hidup kita. Ketika kita dihadapkan dengan situasi sulit, maka
pikiran juga yang bisa mengaturnya walaupun waktu terus berjalan sedangkan kita
hanya dihadapkan pada kebingungan.
Kebingungan itulah yang membuat waktu terasa tidak cukup untuk
memikirkan dan melakukan banyak hal. Seakan kita dihadapkan pada kenyataan
bahwa waktu terus mendesak. Padahal dengan melatih pikiran kita, kita bisa
mendahulukan hal mana yang dianggap lebih prioritas dibandingkan yang lain.
Itulah yang dimaksud dengan pola perencanaan pembangunan yang mesti dilakukan
dalam segala lini kehidupan.
Kita mungkin merasakan kelambanan pembangunan di desa ini. Waktu
bertahun-tahun tidak terjadi banyak perubahan. Untuk itu, filosofi investasi
waktu untuk pembangunan harus kita terapkan.
Pertama, pusatkan pikiran kita untuk membuat rencana masa depan. Cukup
beberapa menit sebelum memulai hari kita persiapkan rencana kerja kita. Apabila
kita berlatih untuk membuat rencana harian maka biasanya kita bisa membuat
rencana jangka panjang seiring bertambahnya ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Kedua, sebagai makhluk hidup sebaiknya kita menyesuaikan hidup kita
dengan ritme alam. Layaknya para petani yang menanam pada musimnya, maka diluar
itu pun kita bisa mengikuti ritmenya. Jika fisik, jiwa dan pikiran kita
menyesuaikan dengan ritme alam maka kerja kita akan serasa harmoni. Harmonisasi
dalam pembangunan sangat diperlukan supaya tidak membuat kita tertekan secara
emosional. Dan tentu saja sudah menjadi hukum alam, perubahan mengikuti ritme
alam karena jika kita mencoba untuk melawannya maka kekacauan biasa terjadi.
Misalnya, membangun jalan di musim penghujan biasanya sulit dilakukan untuk itu
kita rencanakan itu dimusim kemarau.
Ketiga, tempatkan rencana-rencana kita dalam pikiran bawah sadar kita.
Banyak memikirkan masa depan merupakan salah satu metodenya. Jika suatu hari
diperlukan maka rencana-rencana itu bisa kembali teringat dan kita tidak
kebingungan karena bawah sadar kita sudah 'merekamnya'. Kapasitas otak manusia
hanya sekitar 10 % untuk bisa mengingat tetapi begitu banyak memori yang bisa
ditanamkan. Jika suatu hari diperlukan, kita bisa mencarinya layaknya komputer
mencari data. Kita hanya perlu berkonsentrasi dengan penuh ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...