Kamis, 23 Juli 2020

Hati-hati dengan Filosofi "Pendatang" Ketika Membangun Desa



Filosofi lokal sering dianggap tidak relevan dengan kebutuhan pembangunan pedesaan. Para pemangku kebijakan malah mengimpor filsafat Barat demi tercapainya kemajuan.


Demokrasi, salah satu filsafat yang sering didengungkan. Sayangnya, demokrasi dalam pembangunan desa ini tidak jarang malah menjadi ajang perebutan kekuasaan. Di desa, dimana sistem pemerintahan lokal masih banyak yang cocok dengan oligarki dimana kekuasaan "cukup" diserahkan pada beberapa orang yang dianggap cakap.

Entah berkaca darimana, demokrasi dengan sistem pemilihan belum tentu menjadi sarana relevan dalam pembangunan pedesaan. Karakter desa yang serba "tenang" tidak mesti digoncang dengan perpolitikan lokal yang mengganggu pembangunan.

Dalam banyak konteks, orang desa tidak membutuhkan pergantian kepemimpinan yang terlalu sering tetapi membutuhkan sosok yang memiliki visi membangun dalam jangka panjang. Tidak jarang jika desa perlu orang yang berpikir untuk tiga generasi, generasi dirinya, anaknya hingga cucunya.

Dan, menjaring seorang pemimpian "ideal" seperti itu bukan dengan sistem pemilihan serba langsung. Desa lebih memerlukan sosok yang bisa mengayomi dan memahami realita kehidupan sekitarnya bukan sekedar "tenaga administratif".

***

Demokrasi hanya salah satu contoh saja betapa sebuah dasar pemikiran dalam bertindak begitu dipaksakan untuk diterapkan. Desa, dengan kenyataan sejarah yang menyertainya tidak bisa begitu saja dipaksa ikut serta menjadi bagian dari globalisasi atau westernisasi. Desa, harus memiliki citra diri yang mandiri sehingga memiliki ciri khas untuk menghadapi perubahan zaman yang sedang berjalan.

Desa adalah entitas unik di tengah kekalutan dunia yang sering terjadi. Jika filosofi saja harus mengikuti apa kata bangsa yang berbeda tradisi, bagaimana bisa desa bertahan di tengah kekalutan itu.

Bagi saya, justru filosofi yang khas malah menjadikan desa siap bertahan. Filosofi impor bisa jadi malah membawa kita sebagai orang yang sentiasa bisa dikendalikan oleh mereka. ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...