Masyarakat desa
dituntut untuk mempunyai rencana untuk membangun masa depannya. Dua buah kata kunci dari tulisan ini yakni rencana
dan masa depan.
Sebuah rencana memang tidaklah mudah untuk disusun,
tetapi kita harus mempunyai rencana. Kenapa? Tanpa sebuah perencanaan maka
pembangunan tidak akan pernah terjadi. Yang ada, kita adalah objek dari
pembangunan bukan sebagai subjek darinya. Jika orang desa hanya sebagai objek
pembangunan maka jangan aneh jika kemajuan kehidupan sulit tercapai. Berapa pun
dana yang digelontorkan tidak dapat menjadi senjata untuk menjadi pemenang dari
persaingan global. Dan, itu tidak bisa ditolak.
Sebuah rencana berawal dari pikiran. Tentu saja
kita harus punya pemikiran yang jelas tentang apa yang ingin kita lakukan. Pemikiran
mendasar yang menganggap bahwa kehidupan ini ‘mengalir saja’ sepertinya sulit
untuk menyusun sebuah rencana. Untuk itu, kita ubah cara berpikir kita. Hidup ini
perlu perencanaan. Takdir itu bukan terjadi begitu saja tetapi melalui skema
Tuhan dimana manusia pun diberi andil untuk merencanakannya.
Kemudian, kita tanya hati kita apa yang kita
idamkan di kemudian hari. Setiap punya punya keinginan yang berbeda. Tetapi itu
bisa dikomunikasikan. Apabila banyak keinginan dari banyak orang, kita sepakati
mana yang menjadi prioritas. Skala prioritas tentu saja yang bisa mengakomodir kepentingan banyak orang. Terkadang
egoisme bisa menimbulkan masalah baru, tetapi masalah bisa diselesaikan dengan
meredam egoisme.
Untuk menyusun sebuah rencana, saya selalu
membayangkan bagaimana masa depan akan berlangsung. Berimajinasilah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...