Bumi yang indah |
Manusia sebagai pemelihara alam memiliki andil
untuk menentukan kondisi alam. Ketika manusia membawa alam ini ke dalam
kehancuran maka hancurlah alam. Ketika alam menjadi indah dan terpelihara
dengan baik maka kebaikan akan menghampiri manusia dan makhluk lainnya. Manusia
menempati urutan teratas dalam rantai makanan karena memiliki pikiran untuk memilih
dan memutuskan sesuatu. Wajar saja jika tugas memelihara alam diserahkan kepada
manusia oleh Alloh Yang Maha Kuasa.
Apabila alam terpelihara dengan baik maka
limpahan rezeki akan tercurah pada umat manusia. Itu janji Alloh dalam
Kitab-Nya. Ketika kelaparan, bencana, ketidakteraturan terjadi di dunia ini
maka itu adalah buah dari kelalaian manusia untuk menjaga alam. Pikiran manusia
tidak terkonsentrasi untuk menjaga alam. Malahan kecenderungan manusia untuk
memeliharan alam terhapus dengan sendirinya.
Hasrat manusia sudah tergantikan dengan hasrat
untuk mencari kesenangan sesaat. Manusia jauh dari alam dan lebih mendekatkan
dirinya pada nafsu yang tidak akan pernah terpuaskan. Ada banyak orang yang
sudah tidak tertarik lagi untuk berinteraksi dengan alam. Alhasil, polusi,
stress dan berbagai penyakit timbul dalam tubuhnya karena dia sudah mengabaikan
kodrat alami sebagai makhluk Alloh. Dia sudah menjauhkan diri dari ekosistem.
Fisiknya berada dalam ekosistem tetapi pikirannya tidak pernah menyadari
sebagai bagian dari ekosistem.
Begitu banyak orang mengejar ‘barang abstrak’
seperti uang, deposito dan saham. Padahal barang sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia sudah tersedia di alam. Bagaimana dia mendapatkannya _ya hanyalah
dengan mengolahnya. Orang sudah tidak lagi mencari barang tambang sebagai
komoditas berharga, namun cukup dengan angka-angka dalam kartu kredit. Padahal
masih banyak emas terkandung dalam perut bumi. Jika orang masih membutuhkannya
maka orang akan berlomba mengolah alam seperti tiga abad yang lalu. Sektor
industri dan manufaktur _yang notabene mengolah alam_ sudah tergantikan oleh
sektor jasa keuangan dan telekomunikasi. Orang sudah tidak melirik lagi
agribisnis sebagai profesi yang menjanjikan.
Kawan, alam sudah menyediakan segalanya maka
sudah sepantasnyalah kita kembali dekat dengan alam dan mengambil manfaat
darinya. Sembari menjaganya, alam ini masih menyediakan banyak potensi bagi
manusia. Jangan lupakan alam kita karena semua ini diciptakan oleh Alloh untuk
manusia bukan sekedar tempat tidur dan ‘buang air’ saja.
Tanah, air dan udara dalam modal bagi kehidupan
di masa depan yang lebih mapan. Kemapanan hidup adalah ketika keseimbangan
tercipta. Hubungan antara manusia, alam dan Sang Pencipta terjadi karena kita
mengikuti aturan-Nya. Pengharapan ada ketika manusia sudah tidak lagi mencari
–barang abstrak- tetapi komoditas riil yang masih tersedia di alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...