Senin, 14 Oktober 2013

Modal Kerja



Dalam pelajaran ekonomi yang dipelajari di sekolah kita belajar tentang modal. Modal terdiri dari tenaga kerja, sumberdaya manusia, tanah, sumberdaya alam dan uang. Jika sejak dini sudah dikenalkan dengan konsep modal maka mengapa kita masih mengeluh tentang  tidak adanya modal usaha?
Tubuh yang sehat serta pengetahuan yang luas adalah modal utama yang ada dalam diri kita. Selain itu, tentu saja tanah, air dan kekayaan alam di sekitar kita adalah modal yang diberikan Tuhan untuk kita. Sebaiknya, kita jangan terpaku pada anggapan bahwa modal kerja adalah uang. Jika kita terus-menerus berpikir seperti itu maka kita tidak akan pernah menyadari bahwa di sekitar kita adalah modal.
Dengan tubuh yang sehat dan pengetahuan yang luas para petualang Eropa berkeliling dunia untuk mencari kejayaan. Wajar saja jika bangsa Eropa menjadi bangsa dengan peradaban paling maju sejak beberapa abad yang lalu. Pola pikir tentang modal ini sudah tertanam dengan baik dalam pikiran mereka. Lalu kenapa masyarakat kita belum juga menyadari hal itu?
Saya kurang mengerti kenapa ini terjadi pada masyarakat kita? Apakah ilmunya belum terserap dengan baik ataukah sistem pendidikannya belum bisa menularkan ilmu dengan tuntas kepada anak didik. Justru saya merasa pendidikan formal telah menjauhkan para peserta didik pada tubuh, pikiran dan alamnya sendiri. Pengetahuan tidak dijadikan sandaran hidup manusia malah sekedar ajang pencarian bakat semata untuk sekedar unjuk gigi.
Sejak dulu saya percaya bahwa ilmu yang luas dan badan yang sehat bisa menjadi modal untuk hidup maka saya senantiasa menjaganya. Tubuh dan pikirannya adalah aset yang sangat berharga sehingga sangatlah disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Manusia pintar tidak bisa berbuat apa-apa jika badannya tidak sehat. Begitupun orang kuat tidak menjadi lebih baik tanpa pengetahuan. Keduanya menjadi sangat penting untuk mengolah tanah, air dan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.
Dengan ilmu dan tubuh yang sehat seorang petani bisa mengolah lahannya, seorang nelayan bisa mengarungi lautan untuk mencari ikan, seorang penambang bisa mengeluarkan isi dari perut bumi dan banyak lagi. Orang-orang tangguh lahir karena mereka bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka. Jangan aneh jika sampah saja bisa menjadi sangat berguna di tangan orang-orang yang berpengetahuan.
Apabila kita berpikiran bahwa modal ada di dalam diri kita maka itu menjadi motifasi terbesar untuk menjalani hidup menjadi lebih baik. Masa depan yang penuh harapan akan tercapai bila motifasi ada dalam diri. Kehidupan yang berkembang dan lebih mapan adalah ciri dari manusia yang memiliki peradaban.
Menyiapkan Lapangan Kerja Dimasa Depan
Bila kita menggantungkan diri pada alam maka tidak akan ada orang yang menganggur.  Mungkin generasi pendahulu kita belum bisa menyediakan lapangan pekerjaan dengan luas. Tetapi sebenarnya seluruh alam ini adalah lapangan pekerjaan. Sumber rezeki yang terbentang luas ini menjadi pendorong untuk menjadikan manusia giat bekerja. Tidak ada lagi kekahawatiran akan masa depan yang tidak menentu. Selama matahari masih menyinari bumi maka pekerjaan senantiasa menanti.
Ketika kita mengolah alam ini pada dasarnya menyediakan pekerjaan untuk saat ini dan generasi mendatang. Jangan sampai terbatasnya pengetahuan menutup mata kita untuk berdiam diri dan menanti datangnya sang penolong. Ketersediaan lapangan kerja tidak hanya berbicara tentang kesempatan yang semakin sempit tetapi juga bagaimana menjadikan kesempitan sebagai sebuah kesempatan. Hanya mereka yang bisa memanfaatkan kesempatanlah yang bisa menyambung hidupnya untuk meniti masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...