Dalam pelajaran ekonomi yang dipelajari di
sekolah kita belajar tentang modal. Modal terdiri dari tenaga kerja, sumberdaya
manusia, tanah, sumberdaya alam dan uang. Jika sejak dini sudah dikenalkan
dengan konsep modal maka mengapa kita masih mengeluh tentang tidak adanya modal usaha?
Tubuh yang sehat serta pengetahuan yang luas
adalah modal utama yang ada dalam diri kita. Selain itu, tentu saja tanah, air
dan kekayaan alam di sekitar kita adalah modal yang diberikan Tuhan untuk kita.
Sebaiknya, kita jangan terpaku pada anggapan bahwa modal kerja adalah uang.
Jika kita terus-menerus berpikir seperti itu maka kita tidak akan pernah
menyadari bahwa di sekitar kita adalah modal.
Dengan tubuh yang sehat dan pengetahuan yang
luas para petualang Eropa berkeliling dunia untuk mencari kejayaan. Wajar saja
jika bangsa Eropa menjadi bangsa dengan peradaban paling maju sejak beberapa
abad yang lalu. Pola pikir tentang modal ini sudah tertanam dengan baik dalam
pikiran mereka. Lalu kenapa masyarakat kita belum juga menyadari hal itu?
Saya kurang mengerti kenapa ini terjadi pada
masyarakat kita? Apakah ilmunya belum terserap dengan baik ataukah sistem
pendidikannya belum bisa menularkan ilmu dengan tuntas kepada anak didik.
Justru saya merasa pendidikan formal telah menjauhkan para peserta didik pada
tubuh, pikiran dan alamnya sendiri. Pengetahuan tidak dijadikan sandaran hidup
manusia malah sekedar ajang pencarian bakat semata untuk sekedar unjuk gigi.
Sejak dulu saya percaya bahwa ilmu yang luas
dan badan yang sehat bisa menjadi modal untuk hidup maka saya senantiasa
menjaganya. Tubuh dan pikirannya adalah aset yang sangat berharga sehingga
sangatlah disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Manusia pintar tidak
bisa berbuat apa-apa jika badannya tidak sehat. Begitupun orang kuat tidak
menjadi lebih baik tanpa pengetahuan. Keduanya menjadi sangat penting untuk
mengolah tanah, air dan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.
Dengan ilmu dan tubuh yang sehat seorang petani
bisa mengolah lahannya, seorang nelayan bisa mengarungi lautan untuk mencari
ikan, seorang penambang bisa mengeluarkan isi dari perut bumi dan banyak lagi. Orang-orang
tangguh lahir karena mereka bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka.
Jangan aneh jika sampah saja bisa menjadi sangat berguna di tangan orang-orang
yang berpengetahuan.
Apabila kita berpikiran bahwa modal ada di
dalam diri kita maka itu menjadi motifasi terbesar untuk menjalani hidup menjadi
lebih baik. Masa depan yang penuh harapan akan tercapai bila motifasi ada dalam
diri. Kehidupan yang berkembang dan lebih mapan adalah ciri dari manusia yang
memiliki peradaban.
Menyiapkan Lapangan
Kerja Dimasa Depan
Bila kita menggantungkan diri pada alam maka
tidak akan ada orang yang menganggur. Mungkin generasi pendahulu kita belum bisa
menyediakan lapangan pekerjaan dengan luas. Tetapi sebenarnya seluruh alam ini
adalah lapangan pekerjaan. Sumber rezeki yang terbentang luas ini menjadi
pendorong untuk menjadikan manusia giat bekerja. Tidak ada lagi kekahawatiran
akan masa depan yang tidak menentu. Selama matahari masih menyinari bumi maka
pekerjaan senantiasa menanti.
Ketika kita mengolah alam ini pada dasarnya
menyediakan pekerjaan untuk saat ini dan generasi mendatang. Jangan sampai
terbatasnya pengetahuan menutup mata kita untuk berdiam diri dan menanti
datangnya sang penolong. Ketersediaan lapangan kerja tidak hanya berbicara
tentang kesempatan yang semakin sempit tetapi juga bagaimana menjadikan
kesempitan sebagai sebuah kesempatan. Hanya mereka yang bisa memanfaatkan
kesempatanlah yang bisa menyambung hidupnya untuk meniti masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...