Minggu, 20 Oktober 2013

Teman-teman Sehati dan Sepemikiran Sebagai Modal Tak Terkirakan



Saya merasa sangat bersyukur ketika di sekitar saya ada orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama. Ketika ide-ide muncul dari benak saya maka respon positif datang dari teman-teman dekat. Sepekan yang lalu saya bertemu dengan teman lama di Jatinangor. Ada banyak hal yang kami bicarakan ketika sudah lama tidak bertemu. Saya sempat mengatakan pada dia bahwa saya punya teman-teman yang luar biasa di kampung tempat tinggal saya. Walaupun mereka tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi tetapi cara berpikir mereka lebih dari teman-teman saya yang berpendidikan tinggi. Teman saya yang satu ini sepertinya tidak bisa berkomentar apa-apa. Hanya terdiam.
Apa yang menjadi hal luar biasa pada teman-teman saya ini?
Pelajaran tentang membangun desa  pertama saya diskusikan di salah satu seminar di ITB. Bayarnya cukup mahal buat saya. Saya pikir sulit untuk melaksanakan isi dari seminar itu. Biasa lah saya hanya suka seminar buat mengumpulkan sertifikat (lumayan buat melamar pekerjaan….).  Namun, saya tidak menyesali mengikuti seminar-seminar itu karena saya punya banyak teman untuk melaksanakannya.
Mereka bisa belajar dari pengalaman dan menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Bukan sekedar slogan. Sering kami berdiskusi tentang banyak hal. Mereka menatap masa depan dengan penuh harapan. Cara pandang mereka benar-benar sesuai dengan teori yang saya dapatkan di buku-buku dan seminar waktu itu. Kami bersepakat untuk menjadi warga desa yang mau membangun desanya sendiri.
Beberapa orang dari kami bahkan sudah memulai berwirausaha di tempat tinggalnya dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ini menjadi contoh nyata bagi kami. Jika selama ini saya hanya membaca dari media tentang bagaimana pemerataan pembangunan di daerah maka saat ini contohnya sudah ada di depan mata. Bagi kami sebuah ide dan pemikiran ternyata dapat diwujudkan dan berpengaruh pada kehidupan keseharian kami di pedesaan.
Ketika kami berkumpul begitu banyak ide mengalir dari mulut kami. Saya percaya bahwa sebuah ide dan pemikiran akan mengubah arah hidup manusia ketika dilaksanakan. Setiap diskusi dan obrolan adalah sebuah ‘rapat umum’ tanpa protokoler. Bertahun-tahun saya menimba ilmu pengetahuan di sekolah ternyata semuanya tersedia di depan mata. Setiap ide saya catat dalam ingatan karena itu sangatlah berharga buat saya dibandingkan omongan seorang profesor yang tidak pernah membuktikan teorinya.
Memang benar kata para pengusaha sukses, modal tidak hanya cukup dengan uang tetapi juga rekan kerja yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kita. Jika selama ini saya mengeluh bagaimana mendapatkan modal maka sekarang sebenarnya Alloh sudah memberikan modal terbesar untuk melaksanakan ide-ide yang ada dalam kepala. Jika selama ini saya merasa seret rezeki, ternyata inilah rezeki terbesar bagi saya.
Ya, ini rezeki luar biasa. Memang benar-benar luar biasa!  Saya bisa membandingkan ternyata ada orang yang berwirausaha sulit untuk berkembang karena rekan kerjanya tidak seperti teman-teman saya ini.  Bahkan sepertinya dia rugi. Besarnya gaji tidak sesuai dengan kinerja yang diharapkan.
Mudah-mudahan orang-orang di sekitar saya bisa menjadi penyemangat dan peneguh hati untuk tetap ‘on the track’ .
Adik saya berkomentar ketika saya banyak membeli buku hingga ratusan ribu rupiah harganya, “daripada  beli buku mending beli yang lain.” Saya hanya tersenyum. Saya berpikir bahwa ketika kita bisa memahami kehidupan lewat buku itu adalah rezeki besar yang diberikan Alloh untuk kita. Ketika kita sulit melaksanakan ide-ide itu maka teman-teman kita yang akan membantunya. Persahabatan memang bagai kepompong……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...