Senin, 14 Oktober 2013

Kesulitan Mencari Tenaga Kerja Ketika Masa Panen Tiba

Panen tiba.


Bapak saya mengeluhkan sulitnya mencari buruh tani untuk memanen padi. Kondisi ini memang sangat berbeda dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Saat itu, masih banyak para buruh tani yang bersedia untuk memanen padi milik orang lain. Namun, saat ini kesulitan itu mulai terasa ketika para petani membutuhkan tenaga tambahan untuk menyabit, mengerek dan mengangkut gabah.
Saya cukup terkejut dengan situasi seperti ini. Ternyata ada kesulitan yang sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat jumlah orang terus bertambah. Lalu kenapa? Mungkin, jumlah orang yang berurbanisasi lebih banyak dibandingkan yang menetap di desa. Sudah menjadi gejala umum ketika menginjak usia angkatan kerja orang di desa kami berurbanisasi ke perkotaan.
Selain itu, tidak banyak orang yang tertarik untuk terjun kedalam dunia pertanian. Banyak yang beranggapan bahwa bertani bukan pekerjaan yang patut menjadi pilihan. Opini umum ini turut menggiring orang untuk meninggalkan lahan-lahan yang seharusnya digarap dan menghasilkan pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Memang begitu kuat suatu opini mempengaruhi cara berpikir manusia bahkan sesuatu yang negatif pun bisa menguasai jalan pikiran.
Apalagi, pendidikan anak sejak usia dini secara sengaja menjauhkan mereka dari dunianya sendiri. Tidak ayal anak-anak desa diperkenalkan dengan teknologi berbasis industri  sehingga lambat laun mereka lupa akan lahan pertanian di sekitar rumahnya yang harus digarap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...