Komunitas masyarakat biasanya
memiliki tokoh sentral dalam sendi kehidupannya. Ada tokoh yang lahir karena
jabatan karir, keturunan, pengangkatan, tradisi dan ada juga karena dia
memiliki jasa luar biasa terhadap masyarakat. Realita masyarakat dimanapun
senantiasa melahirkan tokoh-tokoh baru di setiap zaman yang berbeda. Para tokoh
itu adalah manusia unggul yang punya kelebihan dibandingkan orang lain di
sekitarnya. Sehingga, dia terlihat berbeda dan berpengaruh besar terhadap
kondisi di lingkungannya.
Setiap diri kita adalah tokoh.
Sebagaimana peran dalam drama panggung, setiap peran sangat berarti bagi
jalan cerita. Lalu bagaimana kita bisa
menjadi tokoh sentral dalam suatu alur cerita. Biasanya ada dua cara, apakah
kita akan seperti menara gading atau lampu pijar.
Menara gading menjulang tinggi dan
terlihat dominan dibandingkan yang lainnya. Namun dia tidak berpengaruh kuat
terhadap lingkungan terdekatnya. Mereka adalah orang-orang yang selalu ingin ‘one man show’_terlihat eksis sendiri.
Sedangkan lampu pijar bentuknya
kecil bahkan lebih kecil dari ruangan yang diteranginya. Pengaruhnya sangat
dominan terhadap lingkungannya meskipun secara lahiriah dia kecil dan tidak
terlihat dominan.
Kata orang hidup ini adalah pilihan.
Kita tinggal memilih yang mana diantara dua tipe manusia di atas. Kalau saya
memilih menjadi lampu pijar. Saya banyak menemukan tipe orang seperti lampu
pijar. Dia bisa menerangi lingkungannya dengan energi yang kuat walaupun dari
fisik yang nyaris tidak terlihat. Tidak kaya, tidak pintar, bukan terpelajar,
namun dia punya kekuatan hati untuk membawa masyarakat mengarungi zaman menuju
pulau ‘kesejahteraan’.
Mari Kita Lihat
Perubahan yang Terjadi Para Individu Dan Komunitas
Dua tipe manusia diatas tentu
memiliki efek perubahan yang berbeda pada diri dan lingkungannya. Ketika
menjadi menara gading maka dia menjadi manusia yang unggul dalam banyak hal
namun terlihat sendirian dan tidak membawa serta komunitasnya. Baginya,
kejayaan diri menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar lagi. Malahan, kemajuan
bersama hanyalah sebuah ilusi dan terdengar fiksi. Ibaratnya, ketika ada lima
mobil dalam satu rombongan maka dia adalah yang pertama mencapai tujuan dan
meninggalkan yang lainnya di belakang.
Bagi manusia si lampu pijar maka dia
menjadi penerang bagi komunitasnya. Kemajuan diri sama dengan kemajuan
komunitasnya. Perlahan tapi pasti. Orang seperti ini menjadikan musyawarah
sebagai metode ampuh untuk sampai pada kesimpulan bersama tentang apa dan
bagaimana kemajuan yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...