Diskusi Bisnis |
Mendisukikan masa depan perusahaan
tidak hanya tugas jajaran eksekutif teras saja, tetapi menjadi kepentingan para
karyawan. Karyawan layak tahu sasaran suatu perusahaan supaya ada kejelasan
tujuan kerja dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Mendiskusikan masa depan perusahaan
bisa saja dalam sesi khusus ataupun dalam sesi informal di sela-sela pekerjaan.
Ini menjadi sangat penting karena bisa menjadi
motifasi kerja para karyawan. Selain itu, loyalitas karyawan juga
menjadi lebih tinggi. Ternyata, tidak hanya dengan insentif dan besaran gaji
saja loyalitas karyawan bisa diangkat tetapi juga dengan cara bagaimana para
manajer mendengar 'unek-unek' para karyawannya tentang perusahaan. Pengakuan
para menejer kepada pemikiran karyawan dari berbagai level bisa menjadi amunisi
untuk meningkatkan kinerja agar lebih optimal.
Dalam tradisi perusahaan sekelas
Honda Motor Company, ada diskusi bebas yang diberinama waigaya. Setiap
peserta diskusi boleh mengangkat tema apa saja untuk memberikan pandangan
terhadap tema yang diangkat. Sesi waigaya ini berlaku dari tingkat eksekutif
hingga karyawan pabrik. Alhasil, banyak ide yang memberikan andil positif bagi
perusahaan. Berkaitan dengan masa depan perusahaan, waigaya menjadi semacam
pemantik api semangat untuk mencapai keberhasilan dimasa depan. Setiap individu
dalam perusahaan secara perlahan paham bagaimana seharusnya perusahaan berjalan
dan hasil apa yang akan dicapai dimasa depan.
Untuk perusahaan sekala UKM,
mendiskusikan masa depan usaha dengan para kologa juga sangat penting. Sering
si pemilik usaha atau menejer menganggap karyawannya hanya sebagai mesin
bernyawa. Karyawan tidak dianggap sebagai manusia yang memiliki ide dan
pemikiran tetapi hanya diperas tenaga dan pikirannya saja. Jangan aneh jika
suatu saat karyawan mengundurkan diri dengan alasan tidak nyaman dengan
pekerjaan yang dilakoninya. Padahal, bisa jadi mereka memiliki unek-unek
tentang bagaimana seharunya perusahaan berjalan, tetapi tidak punya kuasa untuk
bicara dan menyampaikan pendapat.
Sebagaimana yang saya alami, menjadi
karyawan yang tidak tahu tujuan sebuah perusahaan hanya capek dan penat. Rasa
bosan bisa hinggap begitu sering. Apabila karyawan banyak bicara maka si boss
mencap kita sebagai karyawan yang cerewet. Namun, para menejer bisa menilai
bahwa karyawan tersebut serius dan loyal pada perusahaan dengan melihat
prestasi kerjanya. Tidak sedikit, sebuah perusahaan kecil menjadi besar atas
loyalitas karyawannya. Karena tidak sedikit juga karyawan yang meninggalkan
perusahaan ketika berada dalam kondisi merugi dan diambang kebangkrutan.
Jangan Malu Bertanya pada Bawahan
Karyawan adalah aset. Sebuah
perusahaan tidak akan pernah mencapai kemajuan tanpa adanya karyawan-karyawan
luar biasa. Anggapan seperti inilah yang seharusnya ada dalam benak seorang
menejer sehingga dia tidak malu untuk bertanya pada bawahannya. Mungkin saja
ide bisnis yang bisa melesatkan usaha kita datang dari karyawan level terbawah.
Masa depan sebuah perusahaan tidak
hanya kepentingan si pemilik usaha tetapi juga para karyawannya. Logika
pragamatisnya, jika perusahaan merugi maka karyawan sendiri yang akan terkena
imbasnya, bisa pemotongan gaji bahkan PHK. Jadi pada menejer pun bisa menanya
kepada setiap karyawan ingin seperti apa perusahaan nantinya. Ketika perusahaan
memiliki impian bersama, maka mungkin itulah yang disebut perusahaan publik.
Sebuah perusahaan yang dimiliki oleh para karyawannya bukan hanya oleh para
pendirinya atau keluarga pendirinya.
Mungkin akan ada jawaban yang
berbeda ketika ditanya tentang masa depan perusahaan kita. Dengan diskusi,
impian itu akan mengkerucut dan menuju pada satu tujuan. Tujuan yang jelas dari
sebuah perusahaan bisa menjadi bintang penerang untuk terus maju dan berkembang.
Mendiskusikan Sasaran Perusahaan
Tidak ada hal yang begitu penting
untuk keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan selain sasaran yang ditulis
dan dipikirkan dengan baik. Pendek kata, organisasi yang tahu kemana akan pergi
jauh lebih mungkin akan sampai ke sana daripada yang sangat tergantung pada
kebetulan. Mendiskusikan sasaran perusahaan tidaklah jauh dari tema bidang
–bidang bisnis sebagai berikut:
1.
Penguasaan
pasar (Bagaimanakah kedudukan kita terhadap pada pesaing?)
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan (Berapa dan bagaimana cepatnya pertumbuhan yang seharusnya?)
3.
Profitabilitas
(Apa jenis dan berapa jumlah kemungkinan beruntung?)
4.
Hubungan
dan prestasi kerja karyawan (Imbalan dan bagian penghasilan apa yang akan
diberikan kepada karyawan, dan apa yang mereka harapkan?)
5.
Hubungan
dengan hasil untuk penanam modal (Seberapa besar bagian pendapatan yang akan
diberikan kepada investor?)
6.
Tanggung
jawab dan hubungan kemasyarakatan (Jenis bisnis apa yang dikehendaki oleh
masyarakat yang dikecimpungi oleh perusahaan?)
7.
Sumber
daya fisis (Peralatan, perkakas dan hal apa saja yag dibutuhkan perusahaan?)
8.
Produk
dan inovasi (Apa saja yang diutamakan
dalam produk baru dan penelitian?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...