Minggu, 13 Oktober 2013

Interaksi Manusia yang Tidak Disadari


Interaksi Anak

Manusia saling berinteraksi antara sesamanya dengan berbagai cara. Kecanggihan teknologi mengantarkan manusia pada tempat teratas dalam ekosistem. Pola interaksi antara manusia saat ini begitu kompleks. Ada interaksi yang disadari oleh manusia itu sendiri seperti saling berbicara antara dua invidu atau lebih. Ada juga interaksi yang tidak disadari seperti ketergantungan individu dengan individu lainnya.
Secara tidak disadari bahwa ketika kita membutuhkan bantuan orang lain adalah bentuk interaksi antar sesama. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk menggunakan jasa orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pernahkah kita merasa bahwa sebenarnya kita sedang berinteraksi dengan begitu banyak orang dari benua lain. Disadari atau tidak, kecenderungan itu muncul begitu saja secara alami sebagaimana spesies lain di muka bumi ini.
Mobilitas manusia yang dinamis merupakan salah satu bentuk untuk memenuhi kecenderungan tersebut. Manusia bergerak dan saling berinteraksi mengikuti pikiran dan hasratnya masing-masing. Ada orang yang bepergian dari desa ke kota atau pergi ke luar negeri dalam rangka memenuhi hasratnya. Meskipun setiap orang memiliki mobilitas yang berbeda tetapi pada dasarnya manusia berinteraksi dengan sangat simultan. Bisa jadi orangnya tidak berpindah ke tempat lain tetapi hasil  karyanya berpindah tangan. Misalnya, para petani di Amerika tidak pergi ke luar negeri tetapi orang Indonesia bisa menikmati roti sebagai olahan gandum yang ditanam oleh mereka.
Manusia Menyebar Secara Alami
Apabila kita memahami bahwa manusia sesuangguhnya saling berinteraksi _walaupun lokasinya saling berjauhan_ maka pola penyebaran manusia dapat terkendali secara alami. Hasrat manusia untuk berinteraksi bisa terlaksana dengan sendirinya tanpa harus berpindah lokasi. Maksudnya, jika seseorang ingin berinteraksi dengan orang lain maka tidak harus saling bekumpul dan bertemu dalam satu tempat. Bukan berarti mematikan hasrat manusia untuk berinteraksi, tetapi harus ada keyakinan bahwa keberadaan kita masih diakui dunia. Yakinlah bahwa dunia masih membutuhkan jasa kita maka tetaplah berkarya dan siarkan ke seluruh penjuru dunia bahwa kita punya karya untuk diperjualbelikan atau ditukarkan dengan orang lain.
Saya pikir dunia ini masih luas untuk ditempati. Sesungguhnya tidak harus ada tempat yang sesak dengan deretan manusia di suatu kota. Hasrat manusia yang kurang terkendali ‘memaksa’ orang untuk melakukan mobilitas yang tidak perlu. Jika manusia masih menganggap bahwa interaksi adalah tatap muka, maka dengan disengaja akan menjelajahi dunia tanpa pola yang teratur. Urbanisasi yang semakin marak adalah buah dari cara berpikir ini. Banyak orang yang meras bahwa pengakuan dari komunitas tertuju pada dirinya secara fisik bukan terletak pada karya dan hasil nyata. Eksistensi ternyata lebih penting daripada prestasi.
Kita memang harus menjadi warga global diera modernisasi di segala sektor. Namun, warga global adalah dimana manusia menjelajah dunia tidak sekedar fisiknya saja tetapi hasil karyanya. Saya pikir peradaban akan merata di seluruh dunia jika setiap warga dunia membangun peradabannya sendiri dan berdampingan dengan peradaban lainnya dalam kesejajaran. Peradaban yang lebih maju menjadi bukti kesadaran manusia untuk berkarya secara berkesinambungan.
Pengetahuan sebagai Sinyal
Interaksi itu terjadi karena adanya sinyal yang terpancar dari antena berupa ‘pikiran’. Hasil dari pemikiran manusia akan alam adalah ilmu pengetahuan. Apa yang terpancar dari otak berupa pengetahuan sebagai sinyal untuk berinteraksi sehingga semuanya menyadari akan perannya masing-masing dalam jaringan.
Dengan pengetahuan, manusia memahami setiap hasrat dan kebutuhan manusia lainnya. Pemenuhan hasrat dan kebutuhan inilah sebagai media untuk berinteraksi. Untuk itu, kita perlu tahu hasrat dan kebutuhan orang lain sehingga kita pun dapat merespon dengan baik. Misalnya, seseorang membutuhkan hiburan maka para seniman akan menghadirkan musik ke setiap rumah. Begitulah seterusnya.
Betapa pentingnya pengetahuan sebagai sinyal untuk berinteraksi maka sudah sepatutnya kita menggali potensi yang kita miliki untuk mengetahui misteri alam ini. Secara tidak disadari, dengan pengetahuan seorang nelayan merasa yakin bahwa ikan hasil tangkapannya bisa dijual dan dikonsumsi orang lain. Si nelayan tidak tahu siapa yang akan membeli hasil tangkapannya tetapi dia tahu bahwa di seberang lautan sana ada orang yang suka ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...