Interaksi Anak |
Manusia saling berinteraksi antara sesamanya
dengan berbagai cara. Kecanggihan teknologi mengantarkan manusia pada tempat
teratas dalam ekosistem. Pola interaksi antara manusia saat ini begitu
kompleks. Ada interaksi yang disadari oleh manusia itu sendiri seperti saling
berbicara antara dua invidu atau lebih. Ada juga interaksi yang tidak disadari
seperti ketergantungan individu dengan individu lainnya.
Secara tidak disadari bahwa ketika kita
membutuhkan bantuan orang lain adalah bentuk interaksi antar sesama. Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk menggunakan jasa orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya. Pernahkah kita merasa bahwa sebenarnya kita sedang
berinteraksi dengan begitu banyak orang dari benua lain. Disadari atau tidak,
kecenderungan itu muncul begitu saja secara alami sebagaimana spesies lain di
muka bumi ini.
Mobilitas manusia yang dinamis merupakan salah
satu bentuk untuk memenuhi kecenderungan tersebut. Manusia bergerak dan saling
berinteraksi mengikuti pikiran dan hasratnya masing-masing. Ada orang yang
bepergian dari desa ke kota atau pergi ke luar negeri dalam rangka memenuhi
hasratnya. Meskipun setiap orang memiliki mobilitas yang berbeda tetapi pada
dasarnya manusia berinteraksi dengan sangat simultan. Bisa jadi orangnya tidak
berpindah ke tempat lain tetapi hasil
karyanya berpindah tangan. Misalnya, para petani di Amerika tidak pergi
ke luar negeri tetapi orang Indonesia bisa menikmati roti sebagai olahan gandum
yang ditanam oleh mereka.
Manusia Menyebar Secara Alami
Apabila kita memahami bahwa manusia sesuangguhnya
saling berinteraksi _walaupun lokasinya saling berjauhan_ maka pola penyebaran
manusia dapat terkendali secara alami. Hasrat manusia untuk berinteraksi bisa
terlaksana dengan sendirinya tanpa harus berpindah lokasi. Maksudnya, jika
seseorang ingin berinteraksi dengan orang lain maka tidak harus saling bekumpul
dan bertemu dalam satu tempat. Bukan berarti mematikan hasrat manusia untuk
berinteraksi, tetapi harus ada keyakinan bahwa keberadaan kita masih diakui
dunia. Yakinlah bahwa dunia masih membutuhkan jasa kita maka tetaplah berkarya
dan siarkan ke seluruh penjuru dunia bahwa kita punya karya untuk
diperjualbelikan atau ditukarkan dengan orang lain.
Saya pikir dunia ini masih luas untuk
ditempati. Sesungguhnya tidak harus ada tempat yang sesak dengan deretan
manusia di suatu kota. Hasrat manusia yang kurang terkendali ‘memaksa’ orang
untuk melakukan mobilitas yang tidak perlu. Jika manusia masih menganggap bahwa
interaksi adalah tatap muka, maka dengan disengaja akan menjelajahi dunia tanpa
pola yang teratur. Urbanisasi yang semakin marak adalah buah dari cara berpikir
ini. Banyak orang yang meras bahwa pengakuan dari komunitas tertuju pada
dirinya secara fisik bukan terletak pada karya dan hasil nyata. Eksistensi
ternyata lebih penting daripada prestasi.
Kita memang harus menjadi warga global diera
modernisasi di segala sektor. Namun, warga global adalah dimana manusia
menjelajah dunia tidak sekedar fisiknya saja tetapi hasil karyanya. Saya pikir
peradaban akan merata di seluruh dunia jika setiap warga dunia membangun
peradabannya sendiri dan berdampingan dengan peradaban lainnya dalam
kesejajaran. Peradaban yang lebih maju menjadi bukti kesadaran manusia untuk
berkarya secara berkesinambungan.
Pengetahuan sebagai Sinyal
Interaksi itu terjadi karena adanya sinyal yang
terpancar dari antena berupa ‘pikiran’. Hasil dari pemikiran manusia akan alam
adalah ilmu pengetahuan. Apa yang terpancar dari otak berupa pengetahuan sebagai
sinyal untuk berinteraksi sehingga semuanya menyadari akan perannya
masing-masing dalam jaringan.
Dengan pengetahuan, manusia memahami setiap
hasrat dan kebutuhan manusia lainnya. Pemenuhan hasrat dan kebutuhan inilah
sebagai media untuk berinteraksi. Untuk itu, kita perlu tahu hasrat dan
kebutuhan orang lain sehingga kita pun dapat merespon dengan baik. Misalnya,
seseorang membutuhkan hiburan maka para seniman akan menghadirkan musik ke
setiap rumah. Begitulah seterusnya.
Betapa pentingnya pengetahuan sebagai sinyal
untuk berinteraksi maka sudah sepatutnya kita menggali potensi yang kita miliki
untuk mengetahui misteri alam ini. Secara tidak disadari, dengan pengetahuan
seorang nelayan merasa yakin bahwa ikan hasil tangkapannya bisa dijual dan
dikonsumsi orang lain. Si nelayan tidak tahu siapa yang akan membeli hasil
tangkapannya tetapi dia tahu bahwa di seberang lautan sana ada orang yang suka
ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...