Lumbung padi orang Badui |
Aku belum juga mendapatkan jawaban yang pasti hingga saat ini. Kenapa masih
ada orang yang tidak memiliki akses terhadap sumber-sumber pangan di negeri
ini. Sebuah ironi, ketika masih ada orang yang sulit mendapatkan beras padahal
di sekelilingnya terdapat hamparan sawah. Terlepas dari siapa yang memiliki sawah,
tetapi dia berada dekat dengan sumber pangan.
Apakah mungkin orang seperti itu lupa bahwa dia hidup untuk makan
sehingga semasa hidupnya tidak begitu memperhatikan bagaimana dia mendapatkan
makanan. Baginya, makanan tidak menjadi prioritas dalam kehidupannya. Hal yang
ada dipikirannya hanyalah mengejar semua keinginannya dan dia lupa untuk
mengumpulkan makanan sebagai bekal hidup di masa depan. Baginya, makanan hanya
sekedar pelengkap bagi dinamika kehidupan yang terus berubah.
Tahukah kita bahwa ketika kita melupakan bekal makanan, maka yang ada
adalah kerawanan pangan yang berujung pada kelaparan. Tidak jarang kita melihat
orang yang kelaparan padahal dia hidup di negeri yang subur makmur. Kita harus
belajar pada rakyat Amerika. Mereka menjadikan makanan sebagai sumber
pendapatan juga sebagai alat untuk ‘mengintimidasi’ bangsa lain. Makanan adalah
hal utama yang harus tersedia. Semua berawal dari makanan. Saya belum pernah
mendengar negara maju yang kekurangan makanan. Justru negara miskinlah yang
selalu kekurangan makanan. Arab Saudi saja _sebagai negara gurun pasir_
berlimpah dengan makanan. Dengan makanan, kita bisa berpikir dengan jernih
sehingga ada usaha untuk mencapai kemajuan dalam rangka menyongsong masa depan.
Saya selalu berbicara tentang masa depan. Tetapi tentu saja bukan
kemajuan teknologi tanpa dasar yang kuat. Apalah artinya mesin yang canggih dan
gedung yang tinggi jika kita tidak memiliki
makanan. Apakah uang bisa dimakan? Banyak uang pun belum tentu bisa
makan. Cara berpikir saya simpel saja.
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa bekerja mengumpulkan makanan
adalan pekerjaan yang ketinggalan zaman. Seperti zaman prasejarah. Tetapi
sadarkah kita ketika kita lupa untuk mengumpulkan makanan. Manusia bekerja
untuk makan dan makan untuk bekerja, begitulah seterusnya. Perubahan-perubahan
teknologi adalah sebagai pendukung untuk
proses pengumpulan makanan itu sendiri. Cara mengumpulkan makanan yang tadinya
dengan tangan sekarang berubah dengan robot. Intinya sama saja. Hal yang
berubah hanya teknologinya saja bukan pola pikir dan pola tindaknya.
Alat-alat berat diciptakan untuk mengumpulkan makanan mulai dari
traktor, mobil pengangkut, kereta hingga kapal kargo. Semuanya untuk mengangkut
makanan. Jika dulu diangkut dengan pedati maka kini dengan truk pengangkut
barang. Jika dulu menanam padi dengan tangan maka sekarang dengan mesin bahkan
robot penanam padi.
So, kenapa kita melupakan kegiatan alami kita yakni mengumpulkan
makanan. Sebagai anggota ekosistem maka mengumpulkan makanan menjadi insting
alami manusia. Ketika insting itu sudah mulai hilang maka sudah terlihat jelas
akibatnya. Alam ini adalah sumber kehidupan bagi penghuninya. Kenapa kita tidak
memanfaatkan dan merawatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...